Membuat puisi itu sebenarnya sangat mudah dan tidak banyak membutuhkan energi. Yang penting adanya niat untuk membuat puisi, bakat dan sebagainya adalah perkara susulan yang biasanya dimitoskan oleh penyair-penyair yang gagal atau yang gagal menjadi penyair.
Yang menjadi pokok persoalan adalah seberapa banyak kita memiliki otak di batok kepala kita dapat menyerap berbagai informasi, realita, atau mimpi. Itu saja. Mudah, bukan?
Secara teknis membuat puisi dapat dilalui tahap-tahap berikut.
Yang pertama, jatuh cintalah. Dengan jatuh cinta kamu bisa saja menciptakan dunia seperti yang kamu inginkan; bahkan menciptakan dunia itu sendiri. Dengan jatuh cinta kamu akan merasakan berbagai warna, musik, tiupan angin, ombak samudra, dan apa pun memenuhi jiwamu. Ingat: Tuhan menciptakan manusia karena mencintai alam semesta ini. Oleh karena ada alam semesta, manusia harus ada. Manusia harus ada karena adanya CINTA (tentunya anak-anak manusia yang lahir karena cinta dan bukan karena bencana).
Yang kedua, saat kamu jatuh cinta dengarkan musik (=apa pun). Dengan tidak kamu sadari di benakmu akan bermunculan dan bermekahan bunga-bunga cinta yang akan lahir menjadi puisi.
Yang ketiga, abaikan omongan orang yang penting kamu membuat puisi. orang memang mudah menilai dan membicarakan puisi orang lain. Biarkan itu, cuek aja! Justru dengan dikomentari, dijelek-jelekkan, dan sebagianya di situlah letk kekuatan puisimu.
Jadi, buatlah puisimu sekarang juga.
BAHASA INDONESIA MENGALAMI KEPUNAHAN
14 years ago
2 comments:
ustadz wisnu yang saya kenal antara 12-13 tahun yang lalu nampaknya masih tetap bersemangat seperti dulu. ah, sungguh mengasyikkan menyimak pelajaran beliau. tiga jam penuh seperti 15 menit saja. selalu terasa kurang dan kurang.
saya kangen pada beliau, tapi sampai sekarang belum lagi sempat berkunjung ke rumah beliau.
semoga allah senantiasa mencurahkan rahmat padanya. amin....
ha ha ha (gedhe kepala nih)
tapi amin juga ya, semoga Allah merahmati orang-orang yang selalu bekerja atas dan dalam nama-Nya. silakan datang ke pondok dan kita akan banyak berdebat dan berdiksusi. aku tunggu di penjara suci ini. terima kasih.
Post a Comment