tag:blogger.com,1999:blog-19759914819501392562024-03-13T10:12:49.707-07:00CINTA adalah IBADAHKeikhlasan untuk menerima apa pun adalah Miftahul Jannah!Unknownnoreply@blogger.comBlogger34125tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-49714404236210156752010-02-13T16:48:00.000-08:002010-02-13T16:51:20.000-08:00KELUARGA ADALAH CINTA<span class="fullpost"><p style="visibility:visible;"><object type="application/x-shockwave-flash" data="http://widget-ad.slide.com/widgets/slideticker.swf" height="320" width="426" style="width:426px;height:320px"><param name="movie" value="http://widget-ad.slide.com/widgets/slideticker.swf"><param name="quality" value="high"><param name="scale" value="noscale"><param name="salign" value="l"><param name="wmode" value="transparent"> <param name="flashvars" value="cy=ms&il=1&channel=2594073385394184877&site=widget-ad.slide.com"></object><p style="white-space:nowrap"><a href="http://www.slide.com/pivot?cy=ms&at=un&id=2594073385394184877&map=1" target="_blank"><img src="http://widget-ad.slide.com/p1/2594073385394184877/ms_t059_v000_s0un_f00/images/xslide1.gif" border="0" ismap="ismap" /></a> <a href="http://www.slide.com/pivot?cy=ms&at=un&id=2594073385394184877&map=2" target="_blank"><img src="http://widget-ad.slide.com/p2/2594073385394184877/ms_t059_v000_s0un_f00/images/xslide2.gif" border="0" ismap="ismap" /></a> <a href="http://www.slide.com/pivot?cy=ms&at=un&id=2594073385394184877&map=F" target="_blank"><img src="http://widget-ad.slide.com/p4/2594073385394184877/ms_t059_v000_s0un_f00/images/xslide42.gif" border="0" ismap="ismap" /></a></p></p><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-70606748908518742202010-02-08T05:48:00.000-08:002010-02-08T18:10:50.479-08:00KIBLAT OH KIBLAT<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/S3DEIJcUSnI/AAAAAAAAATQ/Qz5cPFgLMtI/s1600-h/mesjid+PPMI+Assalaam.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 174px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/S3DEIJcUSnI/AAAAAAAAATQ/Qz5cPFgLMtI/s200/mesjid+PPMI+Assalaam.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5436060394488875634" /></a><br />Masalah kiblat memang masalah yang bila ditimbang-timbang terasa tidak penting. Akan tetapi bila dilacak dari jejak sejarah ...<span class="fullpost">Nabi Muhammad, Rasulullah saw, bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala meminta pemindahan kiblat, karena kiblat yang ada pada waktu itu adalah milik bangsa Yahudi dan Nasrani. Bukti sejarah yang ada sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Masjid Qiblatain. Silakan menggunakan argumen apa pun. Akan tetapi jika kita masih mengakui Muhammad sebagai Nabi dan Rasulullah, maka kita tidak memiliki pilihan lain kecuali mengikuti perintahnya dengan mengarahkan shof sholat kita ke Masjidil Haram. Toh, sekarang ada cara mudah dan murah sehingga tidak perlu narik tambang dari mesjid kita ke Masjidil Haram. <br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-45190159110007954362010-01-26T16:48:00.000-08:002010-01-26T16:48:38.954-08:00ARMANI TARIK KAOS BURUNG GARUDA - Kabar tvOne - tvOne Memang Beda<a href="http://www.tvone.co.id/arsip/view/32158/2010/01/26/armani_tarik_kaos_burung_garuda/">ARMANI TARIK KAOS BURUNG GARUDA - Kabar tvOne - tvOne Memang Beda</a><br /><br /><span class="fullpost"><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-79199157541685209322010-01-14T17:05:00.000-08:002010-01-19T01:43:28.790-08:00BIMBINGAN MANASIK HAJI<span style="font-size:180%;"><span style="color:#cc0000;">Haji </span></span>adalah peristiwa yang sangat dirindukan oleh umat muslim di seluruh dunia dan hanya terjadi satu tahun sekali. Dengan berhaji umat Islam berharap bisa mendapatkan surga (<span style="color:#3366ff;"><em>jannatu na'im</em></span>). Oleh karena itu, ... <span class="fullpost"> Oleh karena itu, umat Islam berupaya keras untuk bisa menunaikan rukun Islam kelima ini. Ada yang dengan menjual tanah warisan, menabung, dan perbuatan-perbuatan maksiyat.<br /><br />Ibadah haji memiliki sifat wajib, sunnah, dan rukun, serta syaratnya. Apabila hal-hal itu dilakukan dengan mengharap ridho Illahi Robbi dan taat serta mengikuti semua tuntunan yang pernah dilakukan oleh Nabiullah Ibrahim a.s. dan Rasulullah Muhammad saw, insya Allah Jannah menjadi ganjarannya. Untuk mencapai semua itu, diperlukan bimbingan manasik haji supaya mampu melakukannya sendiri (mandiri) dan tidak bergantung kepada orang lain. <br /><br />Dengan tidak bermaksud riya dan takabur pengelola blog ini siap membantu mengadakan pelatihan manasik haji sesuai yang dituntunkan oleh Nabi dan Rasulullah Muhammad saw dengan mendasarkan diri pada kitab "bagaimana Haji yang dilakukan Rasulullah saw" dengan TIDAK DIPUNGUT BAYARAN untuk wilayah SURAKARTA dan KARTASURA. Bagi kelompok atau individu silakan menghubungi w_sujianto@yahoo.com atau via FB "wisnu sujianto"<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-66886337168332896762009-10-18T19:09:00.000-07:002010-01-14T05:34:42.798-08:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/StvjSX0SiiI/AAAAAAAAAR0/oborE0vALds/s1600-h/di+muzdalifah.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 150px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/StvjSX0SiiI/AAAAAAAAAR0/oborE0vALds/s200/di+muzdalifah.JPG" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5394154883476785698" /></a><br />Setiap tahun Indonesia memberangkatkan kaum muslim untuk menunaikan ibadah haji. Setiap tahun pula, pemerintah tidak pernah bosan mendengar keluh-kesah jamaah haji: yang pemondokannya jauh-lah, yang busnya tidak ada-lah, yang makanannya tidak sesuai lidah-lah, Wah pokoknya modalnya hanya 2, yaitu KACANG (<span style="color:#cc0000;">Kakehan Cangkem</span>) dan Kates (<span style="color:#cc33cc;">Kakehan Protes</span>). Memang, Haji yang tidak pernah tidak mengeluh adalah haji dari Indonesia<span class="fullpost"> Soal jarak pondokan dengan Masjidil Haram yang jauh, sehingga mereka mengirikan jamaah haji yang mendapat ring 1. Sebenarnya, setiap jarak/langkah ada pahala dan hikmah. Hikmahnya adalah dikembalikannya sebagian uang untuk tahun 2009 yang lalu.<br /></span><p><span class="fullpost">Pertanyaan: Apakah Haji dari Indonesia memeroleh kemabruran? Bagaimana mau mabrur jika ketakwaan yang menjadi modal dasar ke tanah haram tidak ada? Bagaimana mau mabrur jika hati ini dipenuhi dengan kotoran dunia. Dan yang terpenting adalah haji yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw tidak pernah diikuti. <br /></span></p><p><span class="fullpost">Perlu juga dipahamkan kepada calon jamaah haji di tahun yang akan datang adalah </span></p><p><span class="fullpost">(1) keberangkatan haji aalah untuk menapaktilasi perjalanan Nabi Ibrahim,<br /></span></p><p><span class="fullpost">(2) mengikuti sunnah Rasulullah<br /></span></p><p><span class="fullpost">(3) ...<br /></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-23347731244534050042009-10-16T19:06:00.000-07:002010-01-14T04:17:38.119-08:00musim haji tahun 2009 baru saja usai, musim haji tahun 2010 segera tiba. Disamping kenaikan ongkos haji, jamaah haji harus mewaspadai perubahan suhu yang sangat ekstrim, terutama di Madinah. <span class="fullpost">Tapi itu bukan persoalan kita. Persoalan kita adalah bahwa Setiap musim haji tiba, muncul pertanyaan: apakah calon jamaah Indonesia ingin mendapat kemabruran? Pertanyaan ini selalu menggelitik sebab pada ghalibnya jamaah haji Indonesia hanya pamer kebodohan dan kesombongan di tanah suci.<br /></span><p><span class="fullpost">Bodoh karena tidak mengerti dan memahami syariat-Nya,sombong karena tidak mau mengindahkan larangan-larangan selama haji dan sebagai muslim yang taat dan patuh. </span></p><p><span class="fullpost">JIka alim dan ulama sudah mengatakan "rokok itu haram" maka jamaah haji dari Indonesia paling senang merokok sambil ngrumpi di pinggir jalan. Sesungguhnya, Tidak ada alasan apa pun untuk menghalalkan rokok, di samping Nabi MUhammad juga tidak memiliki kebiasaan jahanam: merokok. Padahal mereka datang ke tanah suci untuk menapaktilasi perjalanan yang pernah dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Muhammad saw.<br /></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-78886199881492252962009-06-08T20:57:00.000-07:002010-01-19T01:41:21.856-08:00RUMAHKU BELUM LAKU<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SjhRQ5DfvvI/AAAAAAAAANg/fsRmhdOw3lM/s1600-h/P1030706.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 320px; height: 240px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SjhRQ5DfvvI/AAAAAAAAANg/fsRmhdOw3lM/s320/P1030706.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5348113908137705202" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SjhRFkxzqaI/AAAAAAAAANY/NC-jSU5163E/s1600-h/P1030695.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 320px; height: 180px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SjhRFkxzqaI/AAAAAAAAANY/NC-jSU5163E/s320/P1030695.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5348113713716242850" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SjhQs4EgRMI/AAAAAAAAANQ/tYR0b4ra4-Y/s1600-h/P1030697.JPG"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 228px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SjhQs4EgRMI/AAAAAAAAANQ/tYR0b4ra4-Y/s320/P1030697.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5348113289398207682" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SjB42QiK0FI/AAAAAAAAANA/bhLqEH2Fum8/s1600-h/1.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 211px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SjB42QiK0FI/AAAAAAAAANA/bhLqEH2Fum8/s320/1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5345905631235330130" border="0" /></a><br /><span class="fullpost"><span style="color: rgb(204, 51, 204);">DIJUAL</span> <span style="font-size:180%;"><span style="color: rgb(204, 0, 0);">SEBUAH RUMAH</span></span> PERMANEN, HAK MILIK, kondisi sangat bagus dan terawat di <span style="font-size:180%;"><span style="color: rgb(51, 51, 255);">Jalan Pramuka No. 41 SALATIGA</span></span><br />SPECIFIK: <span style="color: rgb(204, 102, 204);font-size:180%;">7 BUAH KAMAR TIDUR<br />l<span style="color: rgb(0, 204, 204);">uas tanah = 349m2</span><br /><span style="color: rgb(0, 204, 204);">luas bangunan = 310 m2</span><br /></span><span style="color: rgb(0, 153, 0);font-size:130%;">RUANG TAMU</span> = 7 x 7 M<br /><span style="font-size:180%;"><span style="color: rgb(102, 0, 204);">rUANG KELUARGA</span></span> = 5 X 8 M<br />KAMAR MANDI = <span style="font-size:180%;"><span style="color: rgb(102, 51, 102);">2 BUAH</span></span><br />DAPUR BESAR = <span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:180%;">3 x 8 m</span><br />BANGUNAN TINGKAT 2 (Ada ruang keluarganya; 3 kamar tidur)<br />LISTRIK 900 WATT, air PDAM, Telpon<br /><span style="color: rgb(51, 102, 255);font-size:180%;">HARGA 1 MILIAR (BISA NEGO)</span><br />HUBUNGI: <span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:180%;">0818253301</span> e-mail: go_blogmen@yahoo.co.id<br />SIFAT; Segeraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa<br />Rumah kami dekat dengan <span style="color: rgb(102, 0, 204);font-size:180%;">Univ Kristen Wacana</span>, pusat perbelanjaan, keluarga Roy Marten, pemandian Kalitaman. Pokoknya deket semua! He he he<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-3690084323004371682009-06-01T21:11:00.000-07:002010-01-11T17:41:15.044-08:00ONH Tahun 2009 Naik<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SicYhGejZsI/AAAAAAAAAL4/kbShXgsWDtA/s1600-h/logo_melayuonline.jpg"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 210px; height: 198px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SicYhGejZsI/AAAAAAAAAL4/kbShXgsWDtA/s320/logo_melayuonline.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5343266439851894466" border="0" /></a><br /><span style="font-size:180%;"><span style="color: rgb(204, 0, 0);">Ongkos berangkat haji tahun 2010</span></span> ini terpaksa <span style="color: rgb(255, 255, 0);font-size:180%;">naik dan <span style="color:#ff6600;">menanjak</span></span>. Menag menyatakan <span class="fullpost">ini semua gara-gara <span style="font-size:180%;"><span style="color: rgb(51, 102, 255);">RUANG MASJIDIL HARAM YANG DIPERLEBAR</span></span>. Jadi, semua harus maklum. Padahal nilai real yang digunakan oleh jamaah haji dari tahun ke tahun tetap aja stabil. Artinya, <span style="color: rgb(51, 255, 255);font-size:130%;">sebetulnya kenaikan itu tidak perlu terjadi jika Menteri Agama menggunakan uang real untuk ngurusi jamaah haji dari Indonesia yang jelas mendatangkan untung bagi pemerintah RI dan pemerintah saudi Arabia, plus penduduk musiman yang<span style="color: rgb(255, 102, 0);"> datang meramaikan tanah suci. Atau sewa/beli aja tanah di Mekah, kemudian didirikan penginapan (hotel) untuk jamaah haji yang setiap tahun semakin membludhak. Kan untung tuh? </span></span><br /></span><p><span class="fullpost"><span style="font-size:180%;"><span style="color:#cc0000;">Sebenarnya pemerintah RI sudah tahu bahwa di urusan haji pun ada mafianya, khususnya di tanah Haram sana. Mukimin Indonesia memanfaatkan peluang ini untuk mengeruk keuntungan dan menganggap bahwa haji adalah bisnis besar tahunan. Mulai dari pemondokan, transpor, sampai urusan maling memaling (termasuk copet dan joki di dekat Hajar Aswat) ini memang keahlian bangsa kita (=mukimin). Jika ada niat baik sebanarnya mafia kecil ini bisa diberangus, tapi memang ada kesan dipelihara karena memang menguntungkan. </span></span><br /></span></p><span class="fullpost">Kita selama ini memiliki asumsi bahwa <span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:180%;">berhaji=BERDUIT</span>. sehingga bisa dengan mudah diporotin/dipalakin/digerogotin, mulai dari daerah sampai di Mekah he he he.<br /><br />Wah, maap ya Pak Menag, bukannya ane mau ngguruin tapi ini kenyataannya, setiap tahun kok naik, kapan turunnya, gitu lho! Tidak semua orang Islam itu punya duit kes, tapi harus menghemat betul karena cita-cita menunaikan ibadah haji adalah cita-cita yang sakral! <span style="color: rgb(204, 51, 204);font-size:180%;">Sakral sekali!</span><br /></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-9657314709522493482009-05-22T17:21:00.001-07:002010-01-14T05:38:56.127-08:00....<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/Sk_1OKJMKZI/AAAAAAAAARM/QPTn0xxx3O8/s1600-h/aku+4.jpg"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 200px; height: 165px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/Sk_1OKJMKZI/AAAAAAAAARM/QPTn0xxx3O8/s200/aku+4.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5354768105556683154" border="0" /></a><br />Assalamualaikum wrwb. Kepada para santriku di Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam Surakarta, di luar banyak sekali amalan tapi sekaligus banyak pula kemaksiyatan; di luar tembok pondok ini banyak yang bisa kamu perbaiki, tapi banyak pula yang bisa membuatmu terjerembab ke neraka jahanam. Oleh karena itu "Pandanglah dunia dengan mata batinmu" <span style="color: rgb(51, 255, 255);font-size:180%;">koe</span><span class="fullpost"><span style="color: rgb(255, 255, 0);">Assalamualaikum wrwb.</span><br /><span style="color: rgb(204, 204, 255);font-size:180%;">Pandanglah dunia</span> di depanmu sekarang<br />semua <span style="color: rgb(51, 204, 255);">menganeka</span>, <span style="color: rgb(255, 0, 0);">berwarna</span> ...<br /><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(204, 102, 0);">semua berwajah</span><br /><span style="color: rgb(204, 102, 0);">entah duka entah suka</span><br /><span style="color: rgb(204, 102, 0);">hanya harus kaus</span></span>apa kautegur<br />berilah makna<br />jangan sungkan tuk berbuat<br />sebab di sekitarmu<br /><span style="color: rgb(102, 255, 153);font-size:180%;">ada</span> suka<br />ada cinta<br />ADA MUSIBAH<br />Ada apa pun di muka persada ini.<br />carilah yang kamu suka<br />peganglah yang sudah berada<br />yang terakhir <span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 102, 255);">'ma'a salama ila liqo'<br /><br /><br /></span></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-80303530846837417412009-05-22T16:55:00.001-07:002010-01-14T05:41:22.468-08:00<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://3.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/Shc9gIRd4AI/AAAAAAAAALQ/35H0azwj8ic/s1600-h/040103animals_bee_prv.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 320px; height: 92px;" src="http://3.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/Shc9gIRd4AI/AAAAAAAAALQ/35H0azwj8ic/s320/040103animals_bee_prv.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5338803505456865282" border="0" /></a><br /><span class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 255, 51);font-size:180%;"><br /><br /><br />Haji</span><br /><br />Haji 2008</span><span style="color:#ff0000;"><span class="fullpost"><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;">I</span><span style="color: rgb(255, 255, 0);font-size:130%;">badah haji tahun 2008</span></span></span><span class="fullpost"> ini terasa sungguh nikmat seperti yang sering diceritakan oleh para jamaah haji yang baru pulang dari berhaji yang <span style="color: rgb(255, 153, 255);font-size:130%;">konon membawa kemabruran</span> (?). Tanggal <span style=";font-family:courier new;font-size:180%;">10 November 2008 berangkat</span>, baru pulang ke tanah air tanggal 20 Desember 2008 juga. Molor satu hari karena, katanya sih, <span style="color: rgb(51, 204, 255);font-family:webdings;font-size:130%;">sayap pesawat Garuda kepayahan karena dipakai terbang terus menerus</span>. Meski kita makai pesawat Garuda (GIA) tapi nyataya, di badan bagian dalam pesawat <span style="color: rgb(255, 255, 0);">ada tulisan Scandinavian Maskapai</span>, <span style="color: rgb(255, 102, 0); font-weight: bold;">pilotnya bule-bule lagi</span>. Wallahu ’alam bishowab aja deh. Yang penting nyampai di Mekkah dan pulang ke tanah air dengan selamat.<br /><br /><span style="font-size:180%;"><span style="color: rgb(51, 204, 255);">Kronologi </span></span><br />Berangkat tanggal <span style="color: rgb(153, 153, 255);font-family:arial;font-size:180%;">10 Nov</span>. masuk ke <span style="color: rgb(204, 204, 255);">embarkasi Donohudan</span> n dapat pengarahan macem-macem sampai kepembagian <span style="color: rgb(255, 255, 102);font-size:180%;">uang saku</span> (living cost bahasa inggrisnya, kalau Indonesianya sih Jatah hiDup) <span style="font-size:180%;"><span style="color: rgb(51, 255, 51);">sebesar 1500 real</span></span> (= 4.500.000 rupiah). di Donohudan sudah mulai <span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);">dimanjakan</span> dengan berbagai fasilitas. Pokoknya enak.<br /><br /><span style="color: rgb(102, 255, 153);font-size:130%;">Tanggal11 Nov. jam 12 siang</span> dibawa ke bandara. nunggu sampai pkl 02.00 kira-kira, baru masuk ke pesawat. nunggu n musti sabar. <span style="color: rgb(51, 255, 255);font-size:180%;">Innalloha ma'a shobirin</span>. je ile. Kira-kira mau berangkat, eh tiba-tiba ada pemberitahuan kalau pintu pesawat rusak. Deg-degan nih jantung (wah bakalan dapat asuransi 50.000.000nih) he he he . Alhamdulillah, pesawat selesai diperbaiki n siap menuju Hang Nadim-Batam.<br /><br />Selama dalam perjalanan ada-ada saja cerita. maklum kebanyakan jamaah haji baru kali ini naik pesawat, jauh lagi.<br /><br />Dua jam perjalanan dari <span style="font-size:130%;">bandara Adisumarmo,</span> Boyolali ke <span style="color: rgb(51, 255, 51);font-size:130%;">Hang Nadim</span>, Batam aku rasakan hanya sebentar dan lancar. Tidak ada yang mabuk, apalagi sampai muntah-muntah. Hanya ada satu calhaj yang tiba-tiba merasakan dingin di sekujur badan dan terpaksa manggil dokter kloter. Setelah diberi obat, sahabat calon haji ini kelihatan pulas sekali (<span style="color: rgb(255, 255, 153);">mungkin obat tidur dengan dosis tinggi</span>).<br /><br />Di dalam pesawat kami <span style="color: rgb(51, 204, 0);">terus-terusan dijamu makanan dan minuman</span>, tapi dasar manusia meski perut sudah kenyang ya tetap aja dimakan n diminum he he he. Setelah satu jam berada di Batam untuk membersihkan kotoran jamaah calhaj dan ngisi bensin (aftur ding), pesawat terbang membawa kami ke Jedah, selama kurang lebih 12 jam, dengan ketinggian 11.000 meter.<span style="font-style: italic; color: rgb(255, 204, 102);"> Waah .... lama banguet.</span><br /><br />Lagi-lagi tanpa banyak cerita dan tanpa banyak gerak badan, kami dipaksa duduk selama 12 jam atau kalau mau jalan-jalan paling-paling ke toilet untuk pipis, untuk berak ... (wow ... susah n malu-maluin). Kursi yang sempit, sandaran yang hanya mau bergeser kurang dari 15 derajat, membuatku tidak bisa tidur. Kulihat sahabatku yang sakit sudah tidur sangat pulas (curiga: diberi valium dosis tinggi nih). Di ketinggian 11 ribu meter dari tanah, malam hari, aku tidak bisa melihat apa-apa, kecuali wajah istriku. Untuk melihat pramugari yang cantik-cantik (awalnya sih agak judes dan kaya’ wanita penyihir, abis penumpangnya ndesit semua. Disuruh duduk aja ndak bisa. Disuruh matikan henpon juga ndak mau), terus terang aku agak takut, takut ibadah hajiku batal atau tidak sah. Padahal ndak ada hubungannya. Iya kan! He he he<br /><br />Singkat kata! Tiba di <span style="color: rgb(102, 255, 153);font-size:180%;">King Abdul Aziz</span>, Jedah, kira-kira pukul 10 malam hari (di Indonesia kira-kira pukul 2 dini hari) . Tidak ada hambatan sama sekali. Kami turun dengan berbagai perasaan, tetapi yang terbanyak adalah perasaan gembira dan haru. Aku tidak menyangka bahwa suatu ketika aku dan istriku bisa menginjakkan kaki<span style="color: rgb(51, 255, 255);font-size:130%;"> di bumi HARAM</span>, di tanah yang pernah dilewati oleh para Nabiullah, di bumi yang dimuliakan oleh Allah swt., di bumi yang setiap tahun didatangi kurang lebih 4 juta manusia dari berbagai penjuru dunia. <span style="font-style: italic; color: rgb(255, 204, 51);">Mana mungkin orang seperti aku dan istriku bisa menginjakkan kaki di Tanah Suci ini jika tidak karena ke-Mahabesar-an Allah. <span style="font-size:180%;">Aku sujud syukur</span> di bandara King Abdul Aziz, dada ini terasa sesak karena haru, lelah perjalanan tidak lagi aku rasakan. Aku tidak bisa menangis, sementara kulirik di sudut mata istriku ngembeng banyu (menggenang airmata). Wah sentimental sekali.</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 153, 102);font-size:130%;">Segera kami antri untuk melapor ke petugas yang rata-rata tidak bersahabat, atau sok tidak bersahabat. Angker. Ada arab, Bangladesh, ada pula Indonesian.</span> Sahabatku masih teler, masih loyo, dan masih banyak membutuhkan pertolongan sehingga tidak bisa mengurus kopernya sendiri. Antara lelah dan berbagai perasaan lain, kami mengantri satu persatu sambil menenteng paspor. Eh ... ada satu rekan yang ketlisut paspornya, tertukar dengan paspor calon haji dari Banyumas. Aku ikut bingung, karena satu jamaah sholat di mesjid Al Fatah, Ngadirejo, Kartasura. Sambil teriak-teriak manggil-manggil orang yang namanya tertera di paspor, aku menyelesaikan urusan pasporku. Sementara ketua rombongan entah di mana.<br /><br />Setelah paspor ditemukan, di bawah mata galak petugas haji di Bandara King Abdul Aziz, Jedah, kali pertama aku berbahasa Arab ya di bandara ini. Ketika tiap paspor harus ditempeli stiker exit-permit, kulihat petugas agak kerepotan menghadapi kroyokan calon jamaah haji Indonesia, semua minta didahulukan. Aku kasihan juga, akhirnya dengan sok gagah-berani aku ngomong, “Afwan ya syeikh, tafadolu ijlis.” Ha ha ha ... sampai di situ aku tidak tahu lanjutannya, yang mestinya aku teruskan dengan perkataan “biar kami mengantri satu per satu.” Tapi alhamdulillah, si Arab tahu dan duduk. Aku tertawa di dalam hati. Nah ... lu.<br /><br />Sayang sekali di Jedah aku tidak ngambil foto sama sekali, karena sibuknya pool. Kami naik bis yang sudah disiapkan. Seperti biasa, manusia di mana pun sama, petugas pengangkut yang rata-rata Arab dan Bangladesh minta uang tip sambil memberikan isyarat dua jari di mulut. Artinya, uang untuk beli rokok. (Haram tuh! Je ile) Supaya tidak muncul masalah, ya kami beri 10 real, padahal sejak awal sudah dilarang memberikan uang tip. Jadi, dosa yang pertama pada waktu ibadah haji he he he<br /><br />Bis berjalan menembus kegelapan malam. Sopir cukup bersahabat, tapi juga merokok. Udara sama dengan di Indonesia. Bisnya cukup bagus, suspensinya benar-benar terawat. Kanan dan kiri gelap, meski samar-samar aku masih bisa melihat bayangan daratan batu di luar. Semua lanskap di luar selalu berakhir pada batu. Gunung batu, samping kanan dan kiri ya batu pula. Rumah jarang-jarang kami lihat, paling-paling kios istirahat yang senyap. Waktu terus berjalan, bis kami pun juga tetap berjalan. Menjelang sholat subuh, kami mampir di sebuah mesjid kecil. Sholat subuh di sini sudah berbeda benar. Imam sholat berperawakan tinggi, besar, dan hitam. Jamaah juga banyak yang berkulit hitam. Kami rukuk dan sujud bersama-sama, meski tetap ada perbedaan. Tapi toh perbedaan itu kan rohmah, ya kan. Iya kan! (Di sini, aku masih menggunkan waktu Indonesia. Kebangeten kan! Padahal sholat subuh di sini jam 05.45. )<br /><br />Usai sholat kami melanjutkan perjalanan ke Madinah al Mukaromah untuk arbain. Pukul 08.00 Waktu Arab kami tiba di Madinah dan langsung ke hotel Nuur Al Awal. Subhanallah, hotel tempat kami menginap sangat dekat dengan mesjid Nabawi, di samping mesjid peninggalan sahabat Abu Bakar. Kami tinggal di hotel Nuur Al Awal, satu kamar untuk 5 orang.<br /><br />Benar-benar aku merasakan adanya perbedaan yang sangat. Sebelum azan sholat fardhu mengumandang, orang-orang berbondong-bondong menuju mesjid. Semua tampak putih menyejukkan mata dan menghibur hati. Seandainya itu juga terjadi ketika di Indonesia, di kampung halaman tercinta. Semua berebut mendapat shof di depan. Orang hitam dari Afrika, India, Pakistan, Bangladesh, semua menyatu dalam aroma surga. Subhanallah.<br /><br />Pertama kali sholat zuhur di mesjid Nabawi tak mungkin dilupakan, sebab ketika aku sujud dalam sholat sunnah rowatib, ada orang melangkahiku. Subhanallah, kepalaku tertendang kaki orang dari Turki itu saat aku mau tegak dari sujud. Yang aku herankan adalah mereka tidak tahu bahwa ada hadit Nabi yang menyatakan lebih baik menunggu 63 tahun (?) daripada melewati oang yang sedang sholat. Tragedi ini kan bukan melewati, tapi melangkahi. Jadi, tidak salah n dosa juga kan. He he<br /><br />Selama 8 hari di Madinah khusus beribadah sholat di mesjid Nabawi dan balik ke Hotel. Di hotel makan disediakan pemerintah (Panitia Haji) selama dua kali. Jelas kurang kan. Tapi alhamdulillah banyak juga teman yang tidak doyan masakan panitia haji, yang akhirnya sampai ke aku-aku juga. Aku ini penganut paham realisme, jadi ya santap aja. Lha wong enak, hanya sesekali aku rasakan tidak enak, khususnya pas lauk ikan laut. Aku kan Orang miskin jadi udah biasa makan tidak enak, tidak bergizi, tidak berprotein, dan seterusnya dan seterusnya. Jadi, tidak ada masalah dong! Karena banyak teman yang memberikan ransum makanannya ke aku, so aku makan bisa lebih dari tiga kali. Malam sebelum sholat tahajud, makan. Pulang sholat subuh, makan lagi. Makan lagi n makan lagi. Gemuk neh!<br /><br />Di sini ada juga yang berjualan bakso. Ada bakso Si Doel, bakso Karawang, bakso, bakso, dan masakan Indonesia. Semua laris manis.<br /><br />Tempat yang difavoritkan jamaah haji adalah Makam Rasulullah dan Raudhah. Namun demikian, aku justru melihat banyak kemusyrikan dilakukan oleh jamaah haji. Mereka meratap-ratap, berdoa dengan menghadap makam nabi, mengusap-usap tiang yang berdekatan dengan Raudhah dan makam Nabi. Tidak jarang ada jamaah haji yang menangis meraung-raung atau kiss-bye ke makam Rasulullah. Pemerintah sudah menyiapkan banyak polisi di kedua tempat itu. Kata-kata yang favorit diucapkan oleh para polisi adalah “Hajji, thoriq. Hajji, haram. Haram. Thoriq. Thoriq”. Orang-orang tetap larut dalam kemusyrikan, bahkan sampai di dinding di luar di bawah kubah hijau mesjid Nabawi, tempat Rasulullah dimakamkan. Juga, ada teman sesama jamaah haji dari Kartasura yang membeli Alquran untuk dihadiahkan kepada Nabi. Bah, apa pula ini! Emang nabi masih hidup dan perlu membaca Quran. Ndak tahu ya kalau nabi itu hafiz!<br /><br />Biasanya jika tidak ada kegiatan di mesjid aku jalan keliling kota Madinah. Selama di Madinah aku tidak pernah sekalipun berpapasan dengan anak sekolah. Aku juga tidak menemukan gedung sekolah. Aku heran, apakah sekolah di sini menjadi tidak penting. Tidak seperti di Kartasura aau di Solo. Di mana-mana aku mudah menemukan anak sekolah. Di pasar, di mall, di pangkalan play station, di terminal, di gerumbul-gerumbul semak, di mana pun aku menemukannya. Pernah sih sekali aku salah mengambil jalan. Karena aku sombong merasa sudah akrab dengan Madinah. Aku dipoyoki oleh teman-teman yang ngikut. Malu dan marah tuh! Esok hari aku jalan sendiri, tidak mau ngajak teman atau istri, takut diwelehake.<br /><br />Hari kesembilan (Rabu, 19 November 2008), perjalanan ke Tanah Suci dimulai. Dengan harap-harap cemas, kami naik bis Mekah. Jarak antara Madinah – Mekah kira-kira 498km sebelum ke pondokan kami mampir Bir Ali untuk ikrar Umrah dan berpakaian ikram. Jalan lurus dan lempang, senyap, tidak banyak kendaraan di jalan. Perjalanan tidak mendapat halangan. Sampai di Mekah sudah malam. Kami langsung menuju Al Aziziah Distrik ke hotel Dar Al Haram untuk menaruh koper dan tas jinjing. Setelah cukup istirahat, kami menuju Masjidil Haram untuk umroh di malam hari kira-kira pukul 01.00 malam/dini hari.<br /><br />Labaika Allahuma labaik. Labaika la syarikala laka labaik. Innal hamda wal ni’mata laka wal mulk<br /><br />Melihat Masjidil Haram untuk pertama kali, muncul kekaguman akan kemegahannya. Lagi-lagi, aku tidak menyangka bisa berada di depan pintu King Abdul Aziz Masjidil Haram.<br />Malam yang cemerlang,<br />cahaya lampu merkuri yang cerlang-cemerlang,<br />orang-orang yang khusyuk,<br />larut dalam kontemplasi total.<br />Di langit hanya ada satu bintang<br /><br />Kami yang segera dibariskan untuk segera melaksanakan thowaf umroh, berjalan seperti mukjijat. Begitu tenang dan damai. Dengan melafazkan kalimat Labaika Allohuma labaika... sebelum melewati pintu 1 (King Abdul Aziz), kami berjalan beriringan pelan-pelan memasuki Masjidil Haram melalui pintu (1) King Abdul Aziz . Aku tidak pernah berhenti beristighfar, mengingat dosaku yang menyamudra. Begitu melihat Kakbah, mata batinku terkesiap. Inilah bangunan pertama yang dibangun oleh manusia. Bangunan yang tetap bertahan dan dikagumi oleh umat muslim.<br /><br />Kami turun perlahan-lahan mendekati Kakbah. Semula kami satu tetapi tidak lama kemudian hanya aku dan istriku yang berjalan beriring. Aku tidak peduli. Kami larut dalam lautan manusia yang mengagungkan asma Allah.<br />Labaika Allohuma labaika. Labaika lasyarikala laka labaika. Kami tercerai oleh lautan manusia. Ada hitam, ada kuning, ada putih, ada coklat, ada ... . Kami larut dalam kekhusyukan. Tiap langkah adalah maghfiroh. Tiap langkah adalah barokah. Tiap putaran adalah kemuliaan. Ya Allah .....<br />Kakbah harum sekali.<br /><br />Istriku sempat memaksa untuk sholat sunnah di Hijr Ismail tapi aku larang karena Rasulullah tidak mencontohkannya. Ketika sampai di Rukun Yamani aku dan istriku mengusapnya, karena rasulullah mencontohkannya. Nah, ketika akan sampai di Hajar Aswat, istriku ingin menciumnya, tapi banyak orang sudah ngantri dan berebut. Insya Allah, dengan sedikit tenaga ekstra aku bisa mencarikan peluang mencium Hajar Aswat. Tapi itu zalim. Zalim itu dosa. Wajib bagi kita menjaga untuk tidak menzalimi saudara. Dengan konsep itu, aku tidak mau mencarikan peluang. Lewat aja!<br /><br />Istriku sempat memaksa untuk sholat sunnah di Hijr Ismail tapi aku larang karena Rasulullah tidak mencontohkannya. Ketika sampai di Rukun Yamani aku dan istriku mengusapnya, karena rasulullah mencontohkannya. Nah, ketika akan sampai di Hajar Aswat, istriku ingin menciumnya, tapi banyak orang sudah ngantri dan berebut. Insya Allah, dengan sedikit tenaga ekstra aku bisa mencarikan peluang mencium Hajar Aswat. Tapi itu zalim. Zalim itu dosa. Wajib bagi kita menjaga untuk tidak menzalimi saudara. Dengan konsep itu, aku tidak mau mencarikan peluang. Lewat aja!<br /><br />Usai thowaf, kemudian kami sholat sunnah dua rakaat di belakang Makam Ibrahim. Ada sedikit halangan, tapi alhamdulillah. Usai sholat kami menuju sumur (kran) air zam-zam untuk minum. Usai minum zam-zam kami melakukan mas’a (sai dari shofa ke marwah), Semua lancar dan mudah. Umroh kami tutup dengan tahalul. Seperti yang disyari’atkan, aku pangkas habis rambut kepalaku dengan biaya 10 real. Alhamdulillah ya Allah. Telah Engkau mudahkan perjalanan haji hamba-Mu ini.<br /><br />Aku, istriku, Pak dan Bu Warno bertahan di Masjidil Haram. Aku takut kehilangan sholat subuh. Aku ingin sholat subuh pertama kali di Tanah Suci ini di Masjidil Haram. Teman-teman seperjalanan pulang ke penginapan. Aku tidak takut tersesat. Aku percaya bahwa Allah akan menolongku.<br /><br />Benar juga. Aku sholat subuh pertama di Masjidil Haram, meski harus nahan kencing karena semalaman tidak menemukan tempat untuk wudhu (cari tempat wudhu susah, jauh, dan tidak tahu e he he) dan menahan kantuk karena tidak tidur. Lelah dan ngantuk tidak perlu dirasakan. Pukul 05.30 pagi azan subuh baru berkumandang. Jam enam kurang seperempat baru dimulai sholatnya. Langit masih hitam.<br /><br />Lagi-lagi di Masjidil Haram ini aku melihat kemusyrikan. Orang-orang mengusap-usap dinding Kakbah dengan tangan atau dengan kain, atau dengan apa saja khususnya di Hijir Ismail, Rukun Yamani, Hajar Aswat, Babu Multazam, lantas diciumi. Atau, ketika iqitidal sebelum sujud, melambaikan tangan kiss-bye terlebih dahulu ke Kakbah. Bah! Ini orang punya ilmu agama ndak sih!<br /><br />Beberapa kali sempat aku tidak ikhlas sholat di Masjidil Haram karena di depan, di samping kiri atau kanan ada perempuan. Atau, saat sholat dilompati perempuan atau laki-laki, ada juga yang melintas-lintas di depan. Jadi ndak khusyuk tuh! Wah, betul-betul ndak punya ilmu ni makhluk. Mereka selalu beralasan: darurat! Apanya yang darurat. Lha wong ndak bisa diatur gitu kok darurat! Aku juga sempat bawel dan mbantu para asykar di Masjidil Haram memindahkan para perempuan ke shof yang paling belakang. Tapi, tetep aja mbandel. Dasar!<br /><br />Di Mekah kurang lebih satu bulan penuh, setiap hari selalu berusaha ke Masjidil Haram karena desakan istri atau karena memang ingin. Setiap hari keliling-keliling di seputar Masjidil Haram. Beli nasi kuning model Bangladesh, India, dan atau Arab. Beli oleh-oleh 2 real-an untuk sanak saudara handai taulan. Rebahan nyantai di Masjidil Haram. Pokoknya enjoy aja. Sempat juga sih ikut program Haji plus, karena ada keponakan yang ikut. Wah memang enak tenan tuh! Nginep di depan pintu King Abdul Aziz, ruang berase, kasur empuk, makanan enak. Pantesan pada milih haji plus!<br /><br />Hanya 2 hari yang terpaksa ngejumblek di penginapan karena harus menyiapkan diri Armina (Arofah dan Mina). Di Al Aziziah, jamaah haji indonesia selalu memenuhi mesjid-mesjid yang ada (mesjid-mesjid di sini tidak ada yang memakai nama). Selalu berebut shof yang paling depan. Akan tetapi, ada satu hal yang tidak dilakukan adalah merapatkan shof. Berbeda dengan jamaah dari Irak, Turki, Banglades, Pakistan, atau India yang selalu berusaha rapat, kalau perlu miring he he he. Itulah bedanya jamaah Indonesia dan asing.<br /><br />Armina.<br /><br />Tibalah saatnya menjalani puncak haji, yaitu wukuf di Padang Arofah. Kami berangkat ke Arofah dengan ber-talbiyah, ber-zikir, dan ber-khusyuk. Di benakku yang ada adalah padang gurun pasir yang gersang, kering, berdebu, dan kerumunan berjuta-juta manusia. Itu yang ada di benakku. Akan tetapi ternyata yang kulihat benar-benar 100% berbeda. Ribuan tenda terhampar, toilet terhampar, pohon-pohon dengan tinggi 3 meter menghijaukan Arofah. Sungguh pemandangan yang sangat indah, belum lagi matahari sore yang menunggu kedatanganku. Siluet merah jambu, ajaib memang. Setelah merapikan dan menempatkan barang bawaan, aku mendaki bukit kecil di luar maktab 22. Jauh di sebelah kiriku kulihat kerumunan manusia berdiri di puncak Jabbal Rohmah (masih di luar Arofah) memandang ke arah Mekah. Subhanallah! Mahabesar Allah dengan seluruh ciptaan-Nya.<br /><br />Menjelang maghrib kami diangkut ke Muzdalifah untuk mabit. Jantung berdetak menunggu dan melewati ritual yang wajib dijalani. Rasulullah sholat maghrib dan isya’ di sini dengan dijama’ dan qoshor. Kami mengikuti sunnah Rasul. Namun demikian, ada beberapa jamaah haji yang menjamak dan mengoshor sholt maghrib dan isya’ di Arofah. Jelas ini menyalahi tuntunan dan contoh. Ada pula yang sibuk mencari batu. Mereka khawatir tidak akan mendapat batu di Mina. Padahal Rasulullah mencari batu di Mina.<br /><br />Panitia pelaksana haji yang orang Indonesia yang mukim di Arab Saudi dibantu orang-orang Arab, Bangladesh, dan lain-lain memaksa kami untuk segera ke Mina, pdahal waktu masih menunjukkan pukul 10.27 malam. Kami, tentu saja, tidak mau. Mereka pura-pura marah dan memacu bis meninggalkan lokasi mabit. Tetapi kami tidak peduli, karena Rasulullah meninggalkan Muzdalifah pagi hari, atau jika ada uzur syar’i dibolehkan meninggalkan Muzdalifah tengah malam. Jadi kami tetap bertahan sampai tengah malam.<br /><br />Di Muzdalifah, udara sangat bersahabat. Persis di Indonesia. Angin semilir membelai kami. Usai pukul 12.00 malam kami mulai beringsut ke tempat parkir bis. Satu persatu, tapi tetap berebut. Jalanan sangat ramai. Bis, orang-orang berjalan ke Mina, polisi yang ngatur lalulintas, dan para makelar bis yang teriak-teriak.<br /><br />Tidak lebih setengah jam, sampai sudah di Mina. Mina hiruk-pikuk. Semua bangsa, semua warna kulit, tumplek blek di sini sehingga hasilnya adalah kekumuhan. Baru kali ini pula aku melihat jamaah haji dari Turki, Syria, dari mana saja mendirikan tenda di dalam mesjid Khoif dan di luar. Lingkungan menjadi seperti pasar. Sampah menumpuk di mana-mana.<br /><br />Kami menunggu malam hari untuk melempar jumroh aqobah, karena memang begitu jadwalnya. Pukul 3 pagi kami muli dikumpulkan dan dibariskan. Pelan-pelan kami berangkat ke Jamarat. Teratur. Perjalanan dari tenda (Mina) sampai ke Jamarat kira-kira 1 jam. Penuh sesak. Satu rah dan satu maksud. Menjelang sampai di jamarat, rombongan yang tadinya rapi mulai terlihat emosional, dan betul. Kurang dari 60 meter rombongan tercerai berai. Emosional dan berebut. Astaghfirullah. Inilah gambaran manusia sebenarnya: tergesa-gesa!<br /><br />Usai melempar jumroh aqobah, kami pulang dengan terpisah-pisah. Untungnya Bupati Sukoharjo membekali rombongan kloter SOC 15 ini dengan jaket oranye, so bisa terlihat dari jauh ... hanya campur dengan Dinas Kebersihan Arab Saudi. Geli ....hi hi hi<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-29451967753848485602009-05-22T16:55:00.000-07:002009-05-26T17:24:35.390-07:00<span class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 255, 51);font-size:180%;" >Haji</span><br /><br /><span style="color: rgb(255, 102, 0);font-size:180%;" >I</span><span style="color: rgb(255, 255, 0);font-size:130%;" >badah haji tahun 2008</span> ini terasa sungguh nikmat seperti yang sering diceritakan oleh para jamaah haji yang baru pulang dari berhaji yang <span style="color: rgb(255, 153, 255);font-size:130%;" >konon membawa kemabruran</span> (?). Tanggal <span style=";font-family:courier new;font-size:180%;" >10 November 2008 berangkat</span>, baru pulang ke tanah air tanggal 20 Desember 2008 juga. Molor satu hari karena, katanya sih, <span style="color: rgb(51, 204, 255);font-family:webdings;font-size:130%;" >sayap pesawat Garuda kepayahan karena dipakai terbang terus menerus</span>. Meski kita makai pesawat Garuda (GIA) tapi nyataya, di badan bagian dalam pesawat <span style="color: rgb(255, 255, 0);">ada tulisan Scandinavian Maskapai</span>, <span style="color: rgb(255, 102, 0); font-weight: bold;">pilotnya bule-bule lagi</span>. Wallahu ’alam bishowab aja deh. Yang penting nyampai di Mekkah dan pulang ke tanah air dengan selamat.<br /><br /><span style="font-size:180%;"><span style="color: rgb(51, 204, 255);">Kronologi </span></span><br />Berangkat tanggal 10 Nov. masuk ke embarkasi Donohudan n dapat pengarahan macem-macem sampai kepembagian uang saku (living cost bahasa inggrisnya, kalau Indonesianya sih Jatah hiDup) sebesar <span style="font-size:180%;"><span style="color: rgb(51, 255, 51);">1500 real </span></span>(= 4.500.000 rupiah). di Donohudan sudah mulai dimanjakan dengan berbagai fasilitas. Pokoknya enak.<br /><br /><span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(51, 255, 51);">Tanggal11 Nov. jam 12 siang</span></span> dibawa ke bandara. nunggu sampai pkl 02.00 kira-kira, baru masuk ke pesawat. nunggu n musti sabar. Innalloha ma'a shobirin. je ile. Kira-kira mau berangkat, eh tiba-tiba ada pemberitahuan kalau pintu pesawat rusak. Deg-degan nih jantung (wah bakalan dapat asuransi 50.000.000nih) he he he . Alhamdulillah, pesawat selesai diperbaiki n siap menuju Hang Nadim-Batam.<br /><br />Selama dalam perjalanan ada-ada saja cerita. maklum kebanyakan jamaah haji baru kali ini naik pesawat, jauh lagi.<br /><br />Dua jam perjalanan dari bandara Adisumarmo, Boyolali ke Hang Nadim, Batam aku rasakan hanya sebentar dan lancar. Tidak ada yang mabuk, apalagi sampai muntah-muntah. Hanya ada satu calhaj yang tiba-tiba merasakan dingin di sekujur badan dan terpaksa manggil dokter kloter. Setelah diberi obat, sahabat ini kelihatan pulas sekali (mungkin obat tidur dengan dosis tinggi).<br /><br />Di dalam pesawat kami terus-terusan dijamu makanan dan minuman, tapi dasar manusia meski perut sudah kenyang ya tetap aja dimakan n diminum he he he. Setelah satu jam berada di Batam untuk membersihkan kotoran jamaah calhaj dan ngisi bensin (aftur ding), pesawat terbang membawa kami ke Jedah, selama kurang lebih 12 jam, dengan ketinggian 11.000 meter. Waah .... lama banguet.<br /><br />Lagi-lagi tanpa banyak cerita dan tanpa banyak gerak badan, kami dipaksa duduk selama 12 jam atau kalau mau jalan-jalan paling-paling ke toilet untuk pipis, untuk berak ... (wow ... susah n malu-maluin). Kursi yang sempit, sandaran yang hanya mau bergeser kurang dari 15 derajat, membuatku tidak bisa tidur. Kulihat sahabatku yang sakit sudah tidur sangat pulas (curiga: diberi valium dosis tinggi nih). Di ketinggian 11 ribu meter dari tanah, malam hari, aku tidak bisa melihat apa-apa, kecuali wajah istriku. Untuk melihat pramugari yang cantik-cantik (awalnya sih agak judes dan kaya’ wanita penyihir, abis penumpangnya ndesit semua. Disuruh duduk aja ndak bisa. Disuruh matikan henpon juga ndak mau), terus terang aku agak takut, takut ibadah hajiku batal atau tidak sah. Padahal ndak ada hubungannya. Iya kan! He he he<br /><br />Singkat kata! Tiba di King Abdul Aziz, Jedah, kira-kira pukul 10 malam hari (di Indonesia kira-kira pukul 2 dini hari) . Tidak ada hambatan sama sekali. Kami turun dengan berbagai perasaan, tetapi yang terbanyak adalah perasaan gembira dan haru. Aku tidak menyangka bahwa suatu ketika aku dan istriku bisa menginjakkan kaki di bumi HARAM, di tanah yang pernah dilewati oleh para Nabiullah, di bumi yang dimuliakan oleh Allah swt., di bumi yang setiap tahun didatangi kurang lebih 4 juta manusia dari berbagai penjuru dunia Mana mungkin orang seperti aku dan istriku bisa menginjakkan kaki di Tanah Suci ini jika tidak karena ke-Mahabesar-an Allah. Aku sujud syukur di bandara King Abdul Aziz, dada ini terasa sesak karena haru, lelah perjalanan tidak lagi aku rasakan. Aku tidak bisa menangis, sementara kulirik di sudut mata istriku ngembeng banyu (menggenang airmata). Wah sentimental sekali.<br /><br />Segera kami antri untuk melapor ke petugas yang rata-rata tidak bersahabat, atau sok tidak bersahabat. Angker. Ada arab, Bangladesh, ada pula Indonesian. Sahabatku masih teler, masih loyo, dan masih banyak membutuhkan pertolongan sehingga tidak bisa mengurus kopernya sendiri. Antara lelah dan berbagai perasaan lain, kami mengantri satu persatu sambil menenteng paspor. Eh ... ada satu rekan yang ketlisut paspornya, tertukar dengan paspor calon haji dari Banyumas. Aku ikut bingung, karena satu jamaah sholat di mesjid Al Fatah, Ngadirejo, Kartasura. Sambil teriak-teriak manggil-manggil orang yang namanya tertera di paspor, aku menyelesaikan urusan pasporku. Sementara ketua rombongan entah di mana.<br /><br />Setelah paspor ditemukan, di bawah mata galak petugas haji di Bandara King Abdul Aziz, Jedah, kali pertama aku berbahasa Arab ya di bandara ini. Ketika tiap paspor harus ditempeli stiker exit-permit, kulihat petugas agak kerepotan menghadapi kroyokan calon jamaah haji Indonesia, semua minta didahulukan. Aku kasihan juga, akhirnya dengan sok gagah-berani aku ngomong, “Afwan ya syeikh, tafadolu ijlis.” Ha ha ha ... sampai di situ aku tidak tahu lanjutannya, yang mestinya aku teruskan dengan perkataan “biar kami mengantri satu per satu.” Tapi alhamdulillah, si Arab tahu dan duduk. Aku tertawa di dalam hati. Nah ... lu.<br /><br />Sayang sekali di Jedah aku tidak ngambil foto sama sekali, karena sibuknya pool. Kami naik bis yang sudah disiapkan. Seperti biasa, manusia di mana pun sama, petugas pengangkut yang rata-rata Arab dan Bangladesh minta uang tip sambil memberikan isyarat dua jari di mulut. Artinya, uang untuk beli rokok. (Haram tuh! Je ile) Supaya tidak muncul masalah, ya kami beri 10 real, padahal sejak awal sudah dilarang memberikan uang tip. Jadi, dosa yang pertama pada waktu ibadah haji he he he<br /><br />Bis berjalan menembus kegelapan malam. Sopir cukup bersahabat, tapi juga merokok. Udara sama dengan di Indonesia. Bisnya cukup bagus, suspensinya benar-benar terawat. Kanan dan kiri gelap, meski samar-samar aku masih bisa melihat bayangan daratan batu di luar. Semua lanskap di luar selalu berakhir pada batu. Gunung batu, samping kanan dan kiri ya batu pula. Rumah jarang-jarang kami lihat, paling-paling kios istirahat yang senyap. Waktu terus berjalan, bis kami pun juga tetap berjalan. Menjelang sholat subuh, kami mampir di sebuah mesjid kecil. Sholat subuh di sini sudah berbeda benar. Imam sholat berperawakan tinggi, besar, dan hitam. Jamaah juga banyak yang berkulit hitam. Kami rukuk dan sujud bersama-sama, meski tetap ada perbedaan. Tapi toh perbedaan itu kan rohmah, ya kan. Iya kan! (Di sini, aku masih menggunkan waktu Indonesia. Kebangeten kan! Padahal sholat subuh di sini jam 05.45. )<br /><br />Usai sholat kami melanjutkan perjalanan ke Madinah al Mukaromah untuk arbain. Pukul 08.00 Waktu Arab kami tiba di Madinah dan langsung ke hotel Nuur Al Awal. Subhanallah, hotel tempat kami menginap sangat dekat dengan mesjid Nabawi, di samping mesjid peninggalan sahabat Abu Bakar. Kami tinggal di hotel Nuur Al Awal, satu kamar untuk 5 orang.<br /><br />Benar-benar aku merasakan adanya perbedaan yang sangat. Sebelum azan sholat fardhu mengumandang, orang-orang berbondong-bondong menuju mesjid. Semua tampak putih menyejukkan mata dan menghibur hati. Seandainya itu juga terjadi ketika di Indonesia, di kampung halaman tercinta. Semua berebut mendapat shof di depan. Orang hitam dari Afrika, India, Pakistan, Bangladesh, semua menyatu dalam aroma surga. Subhanallah.<br /><br />Pertama kali sholat zuhur di mesjid Nabawi tak mungkin dilupakan, sebab ketika aku sujud dalam sholat sunnah rowatib, ada orang melangkahiku. Subhanallah, kepalaku tertendang kaki orang dari Turki itu saat aku mau tegak dari sujud. Yang aku herankan adalah mereka tidak tahu bahwa ada hadit Nabi yang menyatakan lebih baik menunggu 63 tahun (?) daripada melewati oang yang sedang sholat. Tragedi ini kan bukan melewati, tapi melangkahi. Jadi, tidak salah n dosa juga kan. He he<br /><br />Selama 8 hari di Madinah khusus beribadah sholat di mesjid Nabawi dan balik ke Hotel. Di hotel makan disediakan pemerintah (Panitia Haji) selama dua kali. Jelas kurang kan. Tapi alhamdulillah banyak juga teman yang tidak doyan masakan panitia haji, yang akhirnya sampai ke aku-aku juga. Aku ini penganut paham realisme, jadi ya santap aja. Lha wong enak, hanya sesekali aku rasakan tidak enak, khususnya pas lauk ikan laut. Aku kan Orang miskin jadi udah biasa makan tidak enak, tidak bergizi, tidak berprotein, dan seterusnya dan seterusnya. Jadi, tidak ada masalah dong! Karena banyak teman yang memberikan ransum makanannya ke aku, so aku makan bisa lebih dari tiga kali. Malam sebelum sholat tahajud, makan. Pulang sholat subuh, makan lagi. Makan lagi n makan lagi. Gemuk neh!<br /><br />Di sini ada juga yang berjualan bakso. Ada bakso Si Doel, bakso Karawang, bakso, bakso, dan masakan Indonesia. Semua laris manis.<br /><br />Tempat yang difavoritkan jamaah haji adalah Makam Rasulullah dan Raudhah. Namun demikian, aku justru melihat banyak kemusyrikan dilakukan oleh jamaah haji. Mereka meratap-ratap, berdoa dengan menghadap makam nabi, mengusap-usap tiang yang berdekatan dengan Raudhah dan makam Nabi. Tidak jarang ada jamaah haji yang menangis meraung-raung atau kiss-bye ke makam Rasulullah. Pemerintah sudah menyiapkan banyak polisi di kedua tempat itu. Kata-kata yang favorit diucapkan oleh para polisi adalah “Hajji, thoriq. Hajji, haram. Haram. Thoriq. Thoriq”. Orang-orang tetap larut dalam kemusyrikan, bahkan sampai di dinding di luar di bawah kubah hijau mesjid Nabawi, tempat Rasulullah dimakamkan. Juga, ada teman sesama jamaah haji dari Kartasura yang membeli Alquran untuk dihadiahkan kepada Nabi. Bah, apa pula ini! Emang nabi masih hidup dan perlu membaca Quran. Ndak tahu ya kalau nabi itu hafiz!<br /><br />Biasanya jika tidak ada kegiatan di mesjid aku jalan keliling kota Madinah. Selama di Madinah aku tidak pernah sekalipun berpapasan dengan anak sekolah. Aku juga tidak menemukan gedung sekolah. Aku heran, apakah sekolah di sini menjadi tidak penting. Tidak seperti di Kartasura aau di Solo. Di mana-mana aku mudah menemukan anak sekolah. Di pasar, di mall, di pangkalan play station, di terminal, di gerumbul-gerumbul semak, di mana pun aku menemukannya. Pernah sih sekali aku salah mengambil jalan. Karena aku sombong merasa sudah akrab dengan Madinah. Aku dipoyoki oleh teman-teman yang ngikut. Malu dan marah tuh! Esok hari aku jalan sendiri, tidak mau ngajak teman atau istri, takut diwelehake.<br /><br />Hari kesembilan (Rabu, 19 November 2008), perjalanan ke Tanah Suci dimulai. Dengan harap-harap cemas, kami naik bis Mekah. Jarak antara Madinah – Mekah kira-kira 498km sebelum ke pondokan kami mampir Bir Ali untuk ikrar Umrah dan berpakaian ikram. Jalan lurus dan lempang, senyap, tidak banyak kendaraan di jalan. Perjalanan tidak mendapat halangan. Sampai di Mekah sudah malam. Kami langsung menuju Al Aziziah Distrik ke hotel Dar Al Haram untuk menaruh koper dan tas jinjing. Setelah cukup istirahat, kami menuju Masjidil Haram untuk umroh di malam hari kira-kira pukul 01.00 malam/dini hari.<br /><br />Labaika Allahuma labaik. Labaika la syarikala laka labaik. Innal hamda wal ni’mata laka wal mulk<br /><br />Melihat Masjidil Haram untuk pertama kali, muncul kekaguman akan kemegahannya. Lagi-lagi, aku tidak menyangka bisa berada di depan pintu King Abdul Aziz Masjidil Haram.<br />Malam yang cemerlang,<br />cahaya lampu merkuri yang cerlang-cemerlang,<br />orang-orang yang khusyuk,<br />larut dalam kontemplasi total.<br />Di langit hanya ada satu bintang<br /><br />Kami yang segera dibariskan untuk segera melaksanakan thowaf umroh, berjalan seperti mukjijat. Begitu tenang dan damai. Dengan melafazkan kalimat Labaika Allohuma labaika... sebelum melewati pintu 1 (King Abdul Aziz), kami berjalan beriringan pelan-pelan memasuki Masjidil Haram melalui pintu (1) King Abdul Aziz . Aku tidak pernah berhenti beristighfar, mengingat dosaku yang menyamudra. Begitu melihat Kakbah, mata batinku terkesiap. Inilah bangunan pertama yang dibangun oleh manusia. Bangunan yang tetap bertahan dan dikagumi oleh umat muslim.<br /><br />Kami turun perlahan-lahan mendekati Kakbah. Semula kami satu tetapi tidak lama kemudian hanya aku dan istriku yang berjalan beriring. Aku tidak peduli. Kami larut dalam lautan manusia yang mengagungkan asma Allah.<br />Labaika Allohuma labaika. Labaika lasyarikala laka labaika. Kami tercerai oleh lautan manusia. Ada hitam, ada kuning, ada putih, ada coklat, ada ... . Kami larut dalam kekhusyukan. Tiap langkah adalah maghfiroh. Tiap langkah adalah barokah. Tiap putaran adalah kemuliaan. Ya Allah .....<br />Kakbah harum sekali.<br /><br />Istriku sempat memaksa untuk sholat sunnah di Hijr Ismail tapi aku larang karena Rasulullah tidak mencontohkannya. Ketika sampai di Rukun Yamani aku dan istriku mengusapnya, karena rasulullah mencontohkannya. Nah, ketika akan sampai di Hajar Aswat, istriku ingin menciumnya, tapi banyak orang sudah ngantri dan berebut. Insya Allah, dengan sedikit tenaga ekstra aku bisa mencarikan peluang mencium Hajar Aswat. Tapi itu zalim. Zalim itu dosa. Wajib bagi kita menjaga untuk tidak menzalimi saudara. Dengan konsep itu, aku tidak mau mencarikan peluang. Lewat aja!<br /><br />Istriku sempat memaksa untuk sholat sunnah di Hijr Ismail tapi aku larang karena Rasulullah tidak mencontohkannya. Ketika sampai di Rukun Yamani aku dan istriku mengusapnya, karena rasulullah mencontohkannya. Nah, ketika akan sampai di Hajar Aswat, istriku ingin menciumnya, tapi banyak orang sudah ngantri dan berebut. Insya Allah, dengan sedikit tenaga ekstra aku bisa mencarikan peluang mencium Hajar Aswat. Tapi itu zalim. Zalim itu dosa. Wajib bagi kita menjaga untuk tidak menzalimi saudara. Dengan konsep itu, aku tidak mau mencarikan peluang. Lewat aja!<br /><br />Usai thowaf, kemudian kami sholat sunnah dua rakaat di belakang Makam Ibrahim. Ada sedikit halangan, tapi alhamdulillah. Usai sholat kami menuju sumur (kran) air zam-zam untuk minum. Usai minum zam-zam kami melakukan mas’a (sai dari shofa ke marwah), Semua lancar dan mudah. Umroh kami tutup dengan tahalul. Seperti yang disyari’atkan, aku pangkas habis rambut kepalaku dengan biaya 10 real. Alhamdulillah ya Allah. Telah Engkau mudahkan perjalanan haji hamba-Mu ini.<br /><br />Aku, istriku, Pak dan Bu Warno bertahan di Masjidil Haram. Aku takut kehilangan sholat subuh. Aku ingin sholat subuh pertama kali di Tanah Suci ini di Masjidil Haram. Teman-teman seperjalanan pulang ke penginapan. Aku tidak takut tersesat. Aku percaya bahwa Allah akan menolongku.<br /><br />Benar juga. Aku sholat subuh pertama di Masjidil Haram, meski harus nahan kencing karena semalaman tidak menemukan tempat untuk wudhu (cari tempat wudhu susah, jauh, dan tidak tahu e he he) dan menahan kantuk karena tidak tidur. Lelah dan ngantuk tidak perlu dirasakan. Pukul 05.30 pagi azan subuh baru berkumandang. Jam enam kurang seperempat baru dimulai sholatnya. Langit masih hitam.<br /><br />Lagi-lagi di Masjidil Haram ini aku melihat kemusyrikan. Orang-orang mengusap-usap dinding Kakbah dengan tangan atau dengan kain, atau dengan apa saja khususnya di Hijir Ismail, Rukun Yamani, Hajar Aswat, Babu Multazam, lantas diciumi. Atau, ketika iqitidal sebelum sujud, melambaikan tangan kiss-bye terlebih dahulu ke Kakbah. Bah! Ini orang punya ilmu agama ndak sih!<br /><br />Beberapa kali sempat aku tidak ikhlas sholat di Masjidil Haram karena di depan, di samping kiri atau kanan ada perempuan. Atau, saat sholat dilompati perempuan atau laki-laki, ada juga yang melintas-lintas di depan. Jadi ndak khusyuk tuh! Wah, betul-betul ndak punya ilmu ni makhluk. Mereka selalu beralasan: darurat! Apanya yang darurat. Lha wong ndak bisa diatur gitu kok darurat! Aku juga sempat bawel dan mbantu para asykar di Masjidil Haram memindahkan para perempuan ke shof yang paling belakang. Tapi, tetep aja mbandel. Dasar!<br /><br />Di Mekah kurang lebih satu bulan penuh, setiap hari selalu berusaha ke Masjidil Haram karena desakan istri atau karena memang ingin. Setiap hari keliling-keliling di seputar Masjidil Haram. Beli nasi kuning model Bangladesh, India, dan atau Arab. Beli oleh-oleh 2 real-an untuk sanak saudara handai taulan. Rebahan nyantai di Masjidil Haram. Pokoknya enjoy aja. Sempat juga sih ikut program Haji plus, karena ada keponakan yang ikut. Wah memang enak tenan tuh! Nginep di depan pintu King Abdul Aziz, ruang berase, kasur empuk, makanan enak. Pantesan pada milih haji plus!<br /><br />Hanya 2 hari yang terpaksa ngejumblek di penginapan karena harus menyiapkan diri Armina (Arofah dan Mina). Di Al Aziziah, jamaah haji indonesia selalu memenuhi mesjid-mesjid yang ada (mesjid-mesjid di sini tidak ada yang memakai nama). Selalu berebut shof yang paling depan. Akan tetapi, ada satu hal yang tidak dilakukan adalah merapatkan shof. Berbeda dengan jamaah dari Irak, Turki, Banglades, Pakistan, atau India yang selalu berusaha rapat, kalau perlu miring he he he. Itulah bedanya jamaah Indonesia dan asing.<br /><br />Armina.<br /><br />Tibalah saatnya menjalani puncak haji, yaitu wukuf di Padang Arofah. Kami berangkat ke Arofah dengan ber-talbiyah, ber-zikir, dan ber-khusyuk. Di benakku yang ada adalah padang gurun pasir yang gersang, kering, berdebu, dan kerumunan berjuta-juta manusia. Itu yang ada di benakku. Akan tetapi ternyata yang kulihat benar-benar 100% berbeda. Ribuan tenda terhampar, toilet terhampar, pohon-pohon dengan tinggi 3 meter menghijaukan Arofah. Sungguh pemandangan yang sangat indah, belum lagi matahari sore yang menunggu kedatanganku. Siluet merah jambu, ajaib memang. Setelah merapikan dan menempatkan barang bawaan, aku mendaki bukit kecil di luar maktab 22. Jauh di sebelah kiriku kulihat kerumunan manusia berdiri di puncak Jabbal Rohmah (masih di luar Arofah) memandang ke arah Mekah. Subhanallah! Mahabesar Allah dengan seluruh ciptaan-Nya.<br /><br />Menjelang maghrib kami diangkut ke Muzdalifah untuk mabit. Jantung berdetak menunggu dan melewati ritual yang wajib dijalani. Rasulullah sholat maghrib dan isya’ di sini dengan dijama’ dan qoshor. Kami mengikuti sunnah Rasul. Namun demikian, ada beberapa jamaah haji yang menjamak dan mengoshor sholt maghrib dan isya’ di Arofah. Jelas ini menyalahi tuntunan dan contoh. Ada pula yang sibuk mencari batu. Mereka khawatir tidak akan mendapat batu di Mina. Padahal Rasulullah mencari batu di Mina.<br /><br />Panitia pelaksana haji yang orang Indonesia yang mukim di Arab Saudi dibantu orang-orang Arab, Bangladesh, dan lain-lain memaksa kami untuk segera ke Mina, pdahal waktu masih menunjukkan pukul 10.27 malam. Kami, tentu saja, tidak mau. Mereka pura-pura marah dan memacu bis meninggalkan lokasi mabit. Tetapi kami tidak peduli, karena Rasulullah meninggalkan Muzdalifah pagi hari, atau jika ada uzur syar’i dibolehkan meninggalkan Muzdalifah tengah malam. Jadi kami tetap bertahan sampai tengah malam.<br /><br />Di Muzdalifah, udara sangat bersahabat. Persis di Indonesia. Angin semilir membelai kami. Usai pukul 12.00 malam kami mulai beringsut ke tempat parkir bis. Satu persatu, tapi tetap berebut. Jalanan sangat ramai. Bis, orang-orang berjalan ke Mina, polisi yang ngatur lalulintas, dan para makelar bis yang teriak-teriak.<br /><br />Tidak lebih setengah jam, sampai sudah di Mina. Mina hiruk-pikuk. Semua bangsa, semua warna kulit, tumplek blek di sini sehingga hasilnya adalah kekumuhan. Baru kali ini pula aku melihat jamaah haji dari Turki, Syria, dari mana saja mendirikan tenda di dalam mesjid Khoif dan di luar. Lingkungan menjadi seperti pasar. Sampah menumpuk di mana-mana.<br /><br />Kami menunggu malam hari untuk melempar jumroh aqobah, karena memang begitu jadwalnya. Pukul 3 pagi kami muli dikumpulkan dan dibariskan. Pelan-pelan kami berangkat ke Jamarat. Teratur. Perjalanan dari tenda (Mina) sampai ke Jamarat kira-kira 1 jam. Penuh sesak. Satu rah dan satu maksud. Menjelang sampai di jamarat, rombongan yang tadinya rapi mulai terlihat emosional, dan betul. Kurang dari 60 meter rombongan tercerai berai. Emosional dan berebut. Astaghfirullah. Inilah gambaran manusia sebenarnya: tergesa-gesa!<br /><br />Usai melempar jumroh aqobah, kami pulang dengan terpisah-pisah. Untungnya Bupati Sukoharjo membekali rombongan kloter SOC 15 ini dengan jaket oranye, so bisa terlihat dari jauh ... hanya campur dengan Dinas Kebersihan Arab Saudi. Geli ....hi hi hi<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-87856154941049455892009-05-20T21:50:00.000-07:002009-05-20T21:58:03.609-07:00Haji<span class="fullpost">ibadah haji tahun 2008 ini terasa sungguh nikmat seperti yang sering diceritakan oleh para jamaah haji yang baru pulang dari berhaji yang konon membawa kemabruran (?). Tanggal 10 November 2008 berangkat, baru pulang ke tanah air tanggal 20 Desember 2008 juga. Molor satu hari karena, katanya sih, sayap pesawat <span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(51, 102, 255);">Garuda</span></span> kepayahan karena dipakai terbang terus menerus. Meski kita makai pesawat Garuda (GIA) tapi nyataya, di badan bagian dalam pesawat ada tulisan Scandinavian Maskapai, pilotnya bule-bule lagi. Wallahu ’alam bishowab aja deh. Yang penting nyampai di Mekkah dan pulang ke tanah air dengan selamat.<br /><br />Kr<span style="font-weight: bold;font-size:180%;" >ono</span><span style="font-size:180%;">l</span>ogi<br /><br />Berangkat tanggal 10 Nov. masuk ke embarkasi Donohudan n dapat pengarahan macem-macem sampai kepembagian uang saku (living cost bahasa inggrisnya, kalau Indonesianya sih Jatah hiDup) sebesar 1500 real (= 4.500.000 rupiah). di Donohudan sudah mulai dimanjakan dengan berbagai fasilitas. Pokoknya enak.<br /><br />Tanggal 11 Nov. jam 12<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-24038632707005599892009-04-17T17:20:00.000-07:002009-05-19T17:22:59.499-07:00JANGAN BERBURUK SANGKA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SekfIROtLsI/AAAAAAAAAIo/gjoL4axOfCE/s1600-h/di+muzdalifah.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SekfIROtLsI/AAAAAAAAAIo/gjoL4axOfCE/s200/di+muzdalifah.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5325822261266820802" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Salah satu perintah <span style="color: rgb(51, 255, 51);font-size:130%;" >Allah</span> dan <span style="color: rgb(255, 255, 0);font-size:130%;" >Rasul-Nya</span> adalah JANGANLAH BERBURUK SANGKA. Perintah dan kalimat sederhana ini ternyata sangat diabaikan oleh jamaah haji dari Indonesia. Sepengetahuan saya pada manasik-manasik haji kita dinasihati untuk berhati-hati: itu sangat baik. <span style="color: rgb(51, 204, 255);font-size:130%;" >Akan tetapi kehati-hatian kita tidak perlu sampai pada syak wasangka (berburuk sangka). di Tanah Suci berkumpul berbagai warna kulit dan bangsa yang tentunya ada yang berkenan di hati kita.</span> namun demikian, ada juga yang menimbulkan kecemasan di hati.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Jika kita berpapasan dengan jamaah haji dari China, Tibet, Mongolia, Thailand, Vietnam, atau ras kuning lainnya adalah bukan masalah. Tetapi bagaimana dengan yang ras Afrika (negro) yang berkulit hitam, tinggi besar, dan mimik yang (bagi kita) kurang ramah.</span><br /><br /><span style="color: rgb(153, 51, 153);">Sebagai sesama haji (tamu Allah) sudah sepantasnyalah kalau kita menepis perasaan aneh, takut, atau curiga kepada mereka. Bersihkan kalbu kita dari berbagai prasangka yang membuat kita berdosa dan tidak mendapat pahala haji. Bahkan dari berbagai pengalaman, tidak sedikit dari mereka yang ingin beramah tamah dengan kita, termasuk menolong kita ketika thowaf atau lainnya. Oleh karena itu, jangan berburuk sangka. Bukankah Bilal juga berkulit hitam, tetapi menjadi sahabat Rasulullah yang dimuliakan!<br /><br /><span style="color: rgb(255, 255, 51);font-size:180%;" >Namun demikian,</span> S<span style="color: rgb(255, 204, 0);font-size:130%;" >audara calon haji, Saudara perlu mewaspadai ketika sedang thowaf dan di dekat Hajar Aswat. Biasanya di sini ada calo 'mencium Hajar Aswat' dengan bayaran 300 real. katakan TIDAK. Biasanya mereka adalah mukimin dari Indonesia juga yang ingin memancing di air keruh alias memanfaatk</span>an kesempatan. Mencium Hajar Aswat bukanlah <span style="color: rgb(51, 255, 51);font-size:180%;" >suatu keharusan</span>. Cukup kita bertakbir dengan melambaikan tangan ke arahnya. Demikian pula di Bukit Marwah, biasanya ada orang nyelonong tiba-tiba <span style="color: rgb(51, 255, 51);font-size:180%;" >menahalul kita</span> dan meminta bayaran 50 real. Jangan diberi supaya mereka tidak kurang ajar. kalau perlu <span style="color: rgb(51, 102, 255);font-size:180%;" >BERTERIAK</span> supaya laskar datang untuk menangkapnya.<br /></span>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-78916143056548223912009-02-26T18:56:00.000-08:002009-05-26T17:19:59.593-07:00Haji Berantem N kencing sembarang tempat<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SekcT24egiI/AAAAAAAAAIY/gymCCDT4wGw/s1600-h/nahalul+di+mekah+.JPG"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 200px; height: 150px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SekcT24egiI/AAAAAAAAAIY/gymCCDT4wGw/s200/nahalul+di+mekah+.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5325819161817809442" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SdKxGxCM7YI/AAAAAAAAAHg/2xhYUxlcuWg/s1600-h/5.gif"><img style="margin: 0pt 10px 10px 0pt; float: left; cursor: pointer; width: 100px; height: 75px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SdKxGxCM7YI/AAAAAAAAAHg/2xhYUxlcuWg/s200/5.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5319508839677881730" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SadY7n6w3rI/AAAAAAAAAHE/ecrD8f1qIV4/s1600-h/14.gif"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 55px; height: 66px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SadY7n6w3rI/AAAAAAAAAHE/ecrD8f1qIV4/s200/14.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5307308467230400178" border="0" /></a><br /><span style="font-size:85%;"><span style="color: rgb(153, 0, 0);">(1) <span style="color: rgb(204, 255, 255);font-size:180%;" >Di maktab 20</span> jamaah haji tahun 2008 kemarin ada tontonan yang sangat lucu sekaligus menyedihkan (inilah gambaran sesungguhnya karakter bangsa Indon) hanya gara-gara tak sabar ngantri buang hajat di kamar mandi, haji dari Indon saling berantem. mulanya sih hanya saling caci, kemudian baku pelotot, n akhirnya adu jotos. wah asyik juga nonton.</span> <span style="color: rgb(153, 0, 0);">[</span></span><span style="font-style: italic; color: rgb(153, 0, 0);font-size:85%;" >2]<span style="color: rgb(255, 255, 0);font-size:130%;" >jamaah haji adu otot dan hampir adu jotos ketika rebutan naik ke bis (sayang ndak berantem sekalian, kan nanti bisa dicoba dengan kris john he he)</span></span><span style="font-size:85%;"> </span><p style="color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-size:85%;">[3] di Al aziziah ada salah satu anggota rombongan haji dari jawa barat yang kencing dan berak di pelataran mesjid, wah memalukan sekali ya.<br /></span></p><p style="color: rgb(153, 0, 0);"><span style="font-size:85%;">[4] </span><span style="color: rgb(51, 255, 51);font-size:85%;" ><span style="color: rgb(102, 51, 51);">ada haji yang dikeroyok rame-rame oleh jamaah haji dari Indonesia hanya gara-gara mepet seorang hajjah (DARI mAKASSAR) yang mau naik bus dengan tujuan memberi kesempatan kepada konco-konconya masuk terlebih dahulu. Ini sungguh keterlaluan. Perbuatan biadab seperti ini hampir selalu dapat disaksikan ketika jamaah haji dari Indonesia pulang dari Masjidil Haram</span> <span style="color: rgb(153, 0, 0);">di waktu ashar, maghrib, dan isya". <span style="color: rgb(51, 255, 255);"><span style="font-size:180%;">Saling sikut, saling sodok, dan saling tekan adalah pemandangan yang dapat dengann mudah disaksikan. alasannya: takut kehabisan bis.</span> </span><span style="color: rgb(204, 51, 204);">KETERLAlUAN BUKAN!</span></span> </span></p><p style="color: rgb(51, 204, 255);"><span style="color: rgb(51, 255, 51);font-size:85%;" >[5] Ketika di MINA, bagi yang kebelet (e ek maupun pipis) jenis kelamin tidak lagi digubris; apalagi sekadar gambar perempuan atau laki-laki. asal kebelet, jongkok di mana-mana, bahkan tidak jarang saling maki en ujung-ujungnya berantem.</span></p><p style="color: rgb(51, 204, 255);"><span style="color: rgb(51, 255, 51);font-size:85%;" ><span style="color: rgb(51, 102, 255);">[6] <span style="font-size:130%;">MASIH DI mINA, ibu-ibu jamaah haji banyak yang tidak mengerti, tidak memahami, tidak memiliki etika dan sopan santun berhaji. Dikarenakan alasan yang diada-adakan, banyak ibu yang mandi atau kencing di depan toilet umum. Mereka telanjang seenaknya. <span style="color: rgb(255, 204, 0);font-size:180%;" >astaghfirullah</span>. setan mana yang merasuki mereka sehingga mereka melupakan bahwa sebagai muslimah mereka terikat dengan syari'at Allah. Masih layakkah mereka mendapat kemabruran?</span></span></span></p><p style="color: rgb(51, 204, 255);"><span style="color: rgb(51, 255, 51);font-size:85%;" ><span style="color: rgb(51, 102, 255);"></span><br /></span></p><p style="color: rgb(153, 0, 0);"><span style="color: rgb(51, 255, 51);"><span style="font-size:180%;">nung</span>gu info <span style="font-size:180%;">ser</span>em lainnya ya .....</span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-42342377983111859132009-02-17T17:03:00.000-08:002009-02-17T17:13:35.150-08:00Ketika hati gundah<br />aku pun bertanya betapakah<br />dan siapakah yang akan menghiburku<br />ataukah sekadar bayang-bayang kelabu<br />yang terus ngikuti gerak gelisahku<br />menari-nari dalam kenestapaanku<br />di siniUnknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-84976162968871974322009-02-10T16:29:00.000-08:002009-05-22T17:20:21.614-07:00Ustaz Brangkat Haji<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://2.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/ShdBOvviSDI/AAAAAAAAALY/tVZMODsY_kY/s1600-h/0-islam-symbol.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 300px; height: 293px;" src="http://2.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/ShdBOvviSDI/AAAAAAAAALY/tVZMODsY_kY/s320/0-islam-symbol.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5338807604860831794" border="0" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://4.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SdK4Xuz9SDI/AAAAAAAAAHo/FaPNwLK4S4U/s1600-h/antri+makan+di+arofah+1.jpg"><img style="margin: 0px auto 10px; display: block; text-align: center; cursor: pointer; width: 200px; height: 112px;" src="http://4.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SdK4Xuz9SDI/AAAAAAAAAHo/FaPNwLK4S4U/s200/antri+makan+di+arofah+1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5319516827720435762" border="0" /></a><br /><p class="MsoNormal" style="text-align: center;" align="center"><span style="" lang="EN-GB"><span style="color: rgb(153, 255, 153);font-size:180%;" >Haji</span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><span lang="EN-GB"><o:p> </o:p><span style="color: rgb(102, 0, 204);">Ibadah haji tahun 2008 ini terasa sungguh nikmat seperti yang sering diceritakan oleh para jamaah haji yang baru pulang dari berhaji yang konon membawa kemabruran (?). </span></span><span style="color: rgb(102, 0, 204);" lang="SV">Tanggal 10 November 2008 berangkat, baru pulang ke tanah air tanggal 20 Desember 2008 juga. Molor satu hari karena, katanya sih, sayap pesawat Garuda kepayahan karena dipakai terbang terus menerus. Meski kita makai pesawat Garuda (GIA) tapi nyataya, di badan bagian dalam pesawat ada tulisan Scandinavian Maskapai, pilotnya bule-bule lagi. Wallahu ’alam bishowab aja deh. Yang penting nyampai di Mekkah dan pulang ke tanah air dengan selamat. <o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p><span style="font-style: italic; color: rgb(51, 102, 255);">Labaika Allahuma labaik. Labaika la syarikala laka labaik. Innal hamda wal ni’mata laka wal mulk ......</span><o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p><br />Melihat Masjidil Haram untuk pertama kali, muncul kekaguman akan kemegahannya. Lagi-lagi, aku tidak menyangka bisa berada di depan pintu King Abdul Aziz Masjidil Haram. <o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Malam yang cemerlang, <o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">cahaya lampu merkuri yang cerlang-cemerlang, <o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">orang-orang yang khusyuk, <o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">larut dalam kontemplasi total.<o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Di langit hanya ada satu bintang<o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p>Kami yang segera dibariskan untuk segera melaksanakan thowaf umroh, berjalan seperti mukjijat. Begitu tenang dan damai. Dengan melafazkan kalimat Labaika Allohuma labaika... sebelum melewati pintu 1 (King Abdul Aziz), kami berjalan beriringan pelan-pelan memasuki Masjidil Haram melalui pintu (1) King Abdul Aziz . Aku tidak pernah berhenti beristighfar, mengingat dosaku yang menyamudra. Begitu melihat Kakbah, mata batinku terkesiap. Inilah bangunan pertama yang dibangun oleh manusia. Bangunan yang tetap bertahan dan dikagumi oleh umat muslim.<o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p>Kami turun perlahan-lahan mendekati Kakbah. Semula kami satu tetapi tidak lama kemudian hanya aku dan istriku yang berjalan beriring. Aku tidak peduli. Kami larut dalam lautan manusia yang mengagungkan asma Allah. <o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><span style="font-style: italic; color: rgb(204, 102, 204);">Labaika Allohuma labaika. Labaika lasyarikala laka labaika</span>. Kami tercerai oleh lautan manusia. Ada hitam, ada kuning, ada putih, ada coklat, ada ... . Kami larut dalam kekhusyukan. Tiap langkah adalah maghfiroh. Tiap langkah adalah barokah. Tiap putaran adalah kemuliaan. Ya Allah ..... ampunilah hamba-Mu ini.<o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV">Kakbah harum sekali. Dari jarak 1 meter aku mencium bau harum kakbah. Mukjijat? Bukan! Sama seklai bukan. Aku melihat para asykar atau imam memercikkan parfum ke dinding Kakbah. <o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p>Istriku sempat memaksa untuk sholat sunnah di Hijr Ismail tapi aku larang karena Rasulullah tidak mencontohkannya. Ketika sampai di Rukun Yamani aku dan istriku mengusapnya, karena rasulullah mencontohkannya. Nah, ketika akan sampai di Hajar Aswat, istriku ingin menciumnya, tapi banyak orang sudah ngantri dan berebut. Insya Allah, dengan sedikit tenaga ekstra aku bisa mencarikan peluang mencium Hajar Aswat. Tapi itu zalim. Zalim itu dosa. Wajib bagi kita menjaga untuk tidak menzalimi saudara. Dengan konsep itu, aku tidak mau mencarikan peluang. Lewat aja!<o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p>Usai thowaf, kemudian kami sholat sunnah dua rakaat di belakang Makam Ibrahim. Ada sedikit halangan, tapi alhamdulillah n tidak bisa khusyuk karena diterjang orang-orang yang thowaf. Usai sholat kami menuju sumur (kran) air zam-zam untuk minum. Usai minum zam-zam kami melakukan mas’a (sai dari shofa ke marwah), Semua lancar dan mudah. Umroh kami tutup dengan tahalul. Seperti yang disyari’atkan, aku pangkas habis rambut kepalaku dengan biaya 10 real. Alhamdulillah ya Allah. Telah Engkau mudahkan perjalanan umroh hamba-Mu ini.<o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p>Aku, istriku, Pak dan Bu Warno bertahan di Masjidil Haram. Aku takut kehilangan sholat subuh. Aku ingin sholat subuh pertama kali di Tanah Suci ini di Masjidil Haram. Teman-teman seperjalanan pulang ke penginapan. Aku tidak takut tersesat. Aku percaya bahwa Allah akan menolongku. <o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p>Benar juga. Aku sholat subuh pertama di Masjidil Haram, meski harus nahan kencing karena semalaman tidak menemukan tempat untuk wudhu (cari tempat wudhu susah, jauh, dan tidak tahu e he he) dan menahan kantuk karena tidak tidur. Lelah dan ngantuk tidak perlu dirasakan. Pukul 05.30 pagi azan subuh baru berkumandang. Jam enam kurang seperempat baru dimulai sholatnya. Langit masih hitam.<o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p><span style="color: rgb(51, 255, 255);">Lagi-lagi di Masjidil Haram ini aku melihat kemusyrikan. Orang-orang mengusap-usap dinding Kakbah dengan tangan atau dengan kain, atau dengan apa saja khususnya di <span style="font-size:180%;">Hijir Ismail, Rukun Yamani, Hajar Aswat, Babu Multazam</span>, lantas <span style="font-family: times new roman; color: rgb(51, 102, 255);font-size:180%;" >diciumi</span>. Atau, ketika iqitidal sebelum sujud, melambaikan tangan </span><i style="color: rgb(102, 0, 204);">kiss-bye</i><span style="color: rgb(51, 255, 255);"> terlebih dahulu ke Kakbah. Bah! Ini orang punya ilmu agama ndak sih!</span><o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><span style="color: rgb(255, 204, 102);font-size:130%;" >Usai melempar jumroh aqobah, kami pulang dengan terpisah-pisah. Untungnya Bupati Sukoharjo membekali rombongan kloter SOC 15 ini dengan jaket oranye, so bisa terlihat dari jauh ... hanya campur dengan Dinas Kebersihan Arab Saudi. Geli ....</span><o:p></o:p></span></p> <p style="color: rgb(102, 0, 204);" class="MsoNormal"><span style="" lang="SV"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal"><i style=""><span style="" lang="SV"><span style="color: rgb(102, 0, 204);">Bersambung lagi ....</span><o:p></o:p></span></i></p><span style="" lang="IN"><br /></span><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 255, 255);font-size:180%;" >Kelakuan yang tidak perlu dan tidak layak ditiru ketika berhaji</span><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">(1)<span style="color: rgb(255, 255, 102);font-size:180%;" > Di Arofah</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jamaah haji yang berhimpun di Arofah untuk melaksanakan wukuf pada tahun 2008 ini berjumlah hampir 4 juta jiwa. Bisa dibayangkan betapa repot dan sibuknya pemerintah Arab Saudi menyaipakan prasarana dan sarana, khususnya <span style="color: rgb(255, 102, 102);font-size:180%;" >TOILET</span>. Ribuan toilet sudah disiapkan untuk jamaah haji. Namun demikian, masih saja terasa kurang. Kondisi yang demikian ini dimanfaatkan<span style="color: rgb(255, 204, 51);font-size:180%;" > para setan dan sekutunya untuk membisik-bisikkan fitnah, perdebatan, pertentangan,</span> dan akhirnya perkelahian. Untuk biasa yang tertib, masalah antri bukan perkara sulit. Akan tetapi, bagi yang merasa punya duit dan sudah merasa membayar mahal, yang keras kepala dan sulit diatur, serta yang membawa maunya sendiri, serta yang merasa memiliki keberanian atau pamer kekuatan, masalah antri adalah masalah besar. Akibatnya, banyak jamaah yang menerobos antrian ke toilet atau mengambil makanan. Ribuan kali pemilik blog ini mengingatkan jamaah, alhamdulillah ada yang mau diingatkan (meski menerima dengan bersungut-sungut), namun tidak sedikit yang malah memelototkan mata. <span style="font-style: italic; color: rgb(255, 0, 0);font-family:courier new;font-size:180%;" >Nauzubillahi min zalik! Astaghfirullah!</span> Kualitas haji seperti ini layak dipertanyakan, bukan!</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">(2) <span style="color: rgb(255, 204, 153);font-size:180%;" >Masuk ke bis (<span style="color: rgb(204, 0, 0);">oyok-oyokan</span>)<br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"> Baik di Mekah maupun di Arofah jamaah haji selalu berebut sehingga berjejalan dan saling sikut, saling sodok, saling menzalimi. Banyak pula alasan mereka mengapa mereka harus begitu. Yang paling banyak adalah karena takut tertinggal oleh temannya, takut tertinggal rombongannya, atau sanak saudaranya. Sebenarnya, jumlah bis yang disediakan oleh pemerintah RI sudah cukup memadai. Namun, budaya antri memang masih belum diterapkan di masyarakat Indonesia, sehingga bis yang di belakang banyak yang kosong.</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">(3) <span style="color: rgb(51, 204, 0);font-size:180%;" >Mengatur shof di <span style="color: rgb(255, 102, 0);">mesjid</span></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Tidak jarang para asykar di Masjidil Haram atau mesjid-mesjid lainnya di Tanah Haram yang memberi pengarahan kepada para jamaah haji, tidak terkecuali jamaah haji dari Indonesia. Tidak jarang pula, pemilik blog ini membantu para asykar untuk mengingatkan jamaah haji perempuan dari Indonesia untuk menempati shof paling belakang sesuai dengan sunnah Nabiullah saw. Akan tetapi, dengan berbagai dalih para jamaah haji perempuan, tidak terkecuali dari Indonesia, yang menolak pindah. Ada satu pertanyaan yang sering dilontarkan oleh para asykar (yang kira-kira diindonesiakan) <span style="font-style: italic;">“Ibu mencari keutamaan atau mencari dosa?”</span> Namun, karena disampaikan dalam bahasa Arab, jamaah haji kita hanya melongo dan tetap tidak mau mencari pahala yang utama. Bahkan salah satu mesjid di Al Aziziah berkali-kali mengingatkan bahwa tidak ada kewajiban bagi perempuan untuk sholat di mesjid. Akan tetapi, pernyataan ini pun tidak digubris karena (lagi-lagi) disampaikan dalam bahasa Arab. Wah!</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">(4) <span style="color: rgb(51, 255, 255);font-size:180%;" >Selalu Mengeluh</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-style: italic; color: rgb(255, 204, 0);">Mungkin ini sudah bawaan dari lair ya ... P</span>erilaku jamaah haji dari Indonesia dikenal paling banyak mengeluh. Mulai dari soal makan dan menu makanan, penginapan, jarak dari penginapan ke Masjidil Haram sampai masalah transportasi. Khusus untuk makan, meskipun komplain, tetap saja makanan yang disediakan ludes. Bahkan tidak jarang, seseorang mengambil jatah makanan untuk 4 orang sekaligus untuk dimakan sendiri.<br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">(5) <span style="color: rgb(51, 255, 51);font-family:verdana;font-size:130%;" >Meniru</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perilaku lain yang tidak layak ditiru adalah meniru jamaah haji dari negara lain, seperti Bangladesh, Turki, Pakistan, dan negara-negara Afrika yang tidak mengamalkan sunnah Rasulullah saw., khususnya lewat di depan orang yang sedang sholat.<br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">(6) <span style="font-size:130%;"><span style="color: rgb(255, 102, 0);">Mencurigai</span> </span><span style="color: rgb(255, 255, 102);font-size:180%;" >orang!</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jangan mencurigai seseorang secara berlebihan. Penulis berkali-kali harus memendam kecewa karena gagal menolong orang yang jelas-jelas membutuhkan pertolongan (karena tersesat, tertinggal oleh rombongannya, atau tidak tahu arah toilet). Orang-orang ini bawaannya curiga melulu. Memang, pada waktu itu penulis tidak membawa identitas haji (tas paspor). Yakh, awak lagi apes aja he he he.Panitia di daerah sudah seharusnya mengingatkan bahwa di mana pun pasti ada orang jahat, tetapi juga harus diingatkan bahwa di mana pun pasti ada orang baik. Berhati-hati itu memang harus, tetapi kalau mencurigai orang?</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">(7) <span style="color: rgb(51, 255, 51);font-size:180%;" >Belajar jadi orang modern.</span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Jamaah haji dari Indonesia kebanyakan berasal dari daerah yang belum tersentuh teknologi modern. Sementara itu, Arab Saudi yang merupakan anak asuh Amerika Serikat seluruh teknologinya sudah sangat maju. Belum lagi pada tahun 2011 nanti transportasi satu-satunya bagi jamaah adalah mono-rail. Bisa dibayangkan betapa gagapnya jamaah haji dari Indonesia. Oleh karena itu, IPHI di daerah sudah sepantasnya menyelipkan acara city-tour untuk mencobai elevator, pintu otomatis, kompor gas, dan lain-lain! Penulis berkali-kali membantu orang untuk naik-turun elevator, bahkan ada yang sempat bergulingan. <span style="font-style: italic;">Kacian deh lu!</span><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">(8) <span style="color: rgb(153, 153, 255);font-size:180%;" >Tidak Taat dan Tidak Disiplin</span><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">Perbuatan memalukan lain adalah tidak taat. Ketika di pesawat pramugari berkali-kali harus mengingatkan untuk duduk manis di tempat dan tidak menghidupkan handphone serta menggunakan toilet ketika pesawat sedang terbang. Ini benar-benar memalukan. B<span style="font-style: italic; color: rgb(204, 0, 0);">ener-bener ndesit! </span>Untungnya saja, tidak ada yang merokok. Wah, betapa memalukannya jika ada yang merokok.Demikian pula ketika berada di mesjid di Tanah Haram. Penggunaan air di Tanah Suci ini harus benar-benar dikendalikan. Air sangat mahal. Tetapi bagaimana dengan jamaah haji dari Indonesia?Untuk sementara ini dulu dah!</p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;">(9) <span style="color: rgb(255, 0, 0);font-size:180%;" >Merokok</span> di mana pun tempat adalah wajah hajji dari Indonesia. Mereka tidak peduli apakah asap yang mereka hirup menyakiti orang lain atau tidak, mereka tidak peduli merokok itu haram, atau bahkan mereka tidak peduli bahwa Kanjeng Nabi tidak merokok dan mereka datang ke Tanah Suci untuk mengikuti jejak dan perilaku Rasulullah saw. Sungguh, ini adalah contoh orang-orang yang fasik. Ditambah lagi, mereka merokok di [pinggir-pinggir jalan sambil ngrumpi, yang jelas-jelas menabrak sunnah Rasulullah. Lantas bagaimana kemabruran yang mereka harap dan banggakan?<br /></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(255, 204, 102);"><br /></span></p><p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(153, 0, 0);">Bersambung ....</span><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-62071940449788901552008-09-19T20:07:00.000-07:002008-09-19T20:13:44.253-07:00SEKADAR<a href="http://2.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SNRqITZqAiI/AAAAAAAAAEM/LOJfZPHY7LU/s1600-h/lord_vishnu_wd19.gif"><img id="BLOGGER_PHOTO_ID_5247936156672852514" style="FLOAT: left; MARGIN: 0px 10px 10px 0px; CURSOR: hand" alt="" src="http://2.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SNRqITZqAiI/AAAAAAAAAEM/LOJfZPHY7LU/s320/lord_vishnu_wd19.gif" border="0" /></a><br /><div>Sekadar pengingat bahwa hidup senantiasa berada di atas api, kita tidak mungkin menghindarinya, kita tidak mungkin memadamkannya, dan kita tidak mungkin mengalahkannya.</div><br /><div></div><br /><div>Yang bisa kita lakukan adalah mengelolanya: mengelola apinya, mengelola panasnya, dan mengelola jilatannya. </div><br /><div></div><br /><div>Kita tidak harus menyerah</div><br /><div>sebab menyerah berarti kalah</div><br /><div>dan kita tidak diciptakan bukan untuk dikalahkan</div><br /><div>tapi berusaha untuk tidak terkalahkan.</div><br /><div></div><br /><div></div><br /><div></div>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-18683915296108647482008-09-09T20:58:00.000-07:002009-02-17T17:25:27.717-08:00Salam rindu tuk SObat<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://1.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SZtjSPxTdAI/AAAAAAAAAG8/JktTroUxN14/s1600-h/jabal+rohmah1.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 112px;" src="http://1.bp.blogspot.com/_jyhR365HQwY/SZtjSPxTdAI/AAAAAAAAAG8/JktTroUxN14/s200/jabal+rohmah1.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5303942151281013762" /></a><br />Assalamualaikum wrwb.<br /><br />Wah,bangga rasanya mendapat pujian, tetapi kemudian aku teringat bahwa aku hanyalah sebutir debu yang tiada berharga. Oleh karena itu, sobat, hadirkan keempat kawanku di dalam sanubarimu,yaitu (1) shabar, (2) istiqomah,(3) syukur, dan (4)qona'ah.biarkan mereka menetap di dalam sanubari.Jaminannya: bahagia dunia dan akhirat.<br /><br />Sekian saja dulu ya.Wassalamualaikum wrwb.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-509031487751860242008-09-09T20:36:00.002-07:002008-09-09T20:47:05.353-07:00Bagaimana membuat puisiMembuat puisi itu sebenarnya sangat mudah dan tidak banyak membutuhkan energi. Yang penting adanya niat untuk membuat puisi, bakat dan sebagainya adalah perkara susulan yang biasanya dimitoskan oleh penyair-penyair yang gagal atau yang gagal menjadi penyair.<br /><br />Yang menjadi pokok persoalan adalah seberapa banyak kita memiliki otak di batok kepala kita dapat menyerap berbagai informasi, realita, atau mimpi. Itu saja. Mudah, bukan?<br /><br />Secara teknis membuat puisi dapat dilalui tahap-tahap berikut.<br />Yang pertama, <em><span style="color:#cc33cc;">jatuh cintalah</span></em>. Dengan jatuh cinta kamu bisa saja menciptakan dunia seperti yang kamu inginkan; bahkan menciptakan dunia itu sendiri. Dengan jatuh cinta kamu akan merasakan berbagai warna, musik, tiupan angin, ombak samudra, dan apa pun memenuhi jiwamu. Ingat: Tuhan menciptakan manusia karena mencintai alam semesta ini. Oleh karena ada alam semesta, manusia harus ada. Manusia harus ada karena adanya CINTA (tentunya anak-anak manusia yang lahir karena cinta dan bukan karena bencana).<br /><br />Yang kedua, saat kamu jatuh cinta <span style="color:#cc66cc;">dengarkan musik</span> (=apa pun). Dengan tidak kamu sadari di benakmu akan bermunculan dan bermekahan bunga-bunga cinta yang akan lahir menjadi puisi.<br /><br />Yang ketiga, <span style="color:#ff6600;">abaikan omongan orang</span> yang penting kamu membuat puisi. orang memang mudah menilai dan membicarakan puisi orang lain. Biarkan itu, cuek aja! Justru dengan dikomentari, dijelek-jelekkan, dan sebagianya di situlah letk kekuatan puisimu.<br /><br /><em><span style="color:#cc9933;">Jadi, buatlah puisimu sekarang juga.</span></em>Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-80815472253189795742008-09-09T20:19:00.000-07:002008-09-09T20:32:15.059-07:00Puisi: Kekasihku<span style="color:#6666cc;">kekasihku hingga suatu waktu<br /><br />aku dan engkau berpisah untuk waktu yang lama<br /><br />jika bertemu: aku ingin engkau bercerita<br /><br />tentang apa saja hingga membuatku lena<br /><br />dalam bebayang senja. ya, senja!<br /><br />kita pernah berkata:<br /><br />bahwa hidup adalah sekadar<br /><br />dan bukan untuk tawar menawar<br /><br />mengapa pula tiap senja yang kita lewati terasa hambar<br /><br />mengapa pula tiap puisi yang kucipta<br /><br />menjadi sekadar? </span>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-61181631429546226292008-09-09T20:15:00.000-07:002008-09-09T20:19:08.006-07:00wuh!<a href="http://bandunglife.com/"><img alt="KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia" src="http://www.kmpungblog.com/button.php?u=" border="0" /></a>
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-472169409666212842008-08-31T21:18:00.000-07:002008-08-31T21:20:12.139-07:00PUISI<p style="color: rgb(51, 102, 255);" class="MsoNormal"><span style="font-size:180%;">Tak <st1:city st="on"><st1:place st="on">Ada</st1:place></st1:City> Lagi Waktu</span></p> <p class="MsoNormal">tak ada lagi waktu bagi kita</p> <p class="MsoNormal">untuk mencibir atau mengumpat</p> <p class="MsoNormal">semua telah lewat dan tergantung di antara bumi dan langit</p> <p class="MsoNormal">dan kita tidak lagi bisa berkata apa-apa</p> <p class="MsoNormal">entah kepada siapa</p> <p class="MsoNormal">entah kepada yang mana.</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">tak ada lagi waktu bagi kita</p> <p class="MsoNormal">untuk saling meminta</p> <p class="MsoNormal">karna permintaan hanya akan meninggalkan kepedihan</p> <p class="MsoNormal">karna permintaan hanya akan membuahkan kemurkaan</p> <p class="MsoNormal">karna kita masihlah manusia.</p> <p class="MsoNormal"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal">sukoharjo, 2007/6</p>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-61941659628425630602008-08-31T20:30:00.002-07:002008-08-31T20:33:26.192-07:00Artikel<p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: center;" align="center"><b><i style=""><span style="font-size: 20pt;"><span style="color: rgb(153, 153, 255);">Perang Salib</span> <o:p></o:p></span></i></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom: 12pt; text-align: center;" align="center"><b><i style=""><span style="font-size: 20pt;">(Masa Disintegrasi)</span></i></b><b style=""><i style=""><span style="font-size: 20pt;"><o:p></o:p></span></i></b></p> <p>Perang Salib (perang suci) ini terjadi pada tahun 1905, saat Paus Urbanus II berseru kepada Umat Kristen di Eropa untuk melakukan perang suci, untuk memperoleh kembali keleluasaan berziarah di Baitul Maqdis yang dikuasai oleh Penguasa Seljuk yang menetapkan beberapa peraturan yang memberatkan bagi Umat kristen yang hendak berziarah ke sana. Sebagaimana telah disebutkan, peristiwa penting dalam gerakan ekspansi yang dilakukan oleh Alp Arselan adalah peristiwa Manzikart, tahun 464 H (1071 M). Tentara Alp Arselan yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit, dalam peristiwa ini berhasi1 mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 200.000 orang, terdiri dari tentara Romawi, Ghuz, al-Akraj, al-Hajr, Perancis dan Armenia. Peristiwa besar ini menanamkan benih permusuhan dan kebencian orang-orang Kristen terhadap umat Islam, yang kemudian mencetuskan Perang Salib. Kebencian itu bertambah setelah dinasti Seljuk dapat merebut Bait al-Maqdis pada tahun 471 H dari kekuasaan dinasti Fathimiyah yang berkedudukan di Mesir. Penguasa Seljuk menetapkan beberapa peraturan bagi umat Kristen yang ingin berziarah ke <st1:place st="on"><st1:city st="on">sana</st1:City></st1:place>. Peraturan itu dirasakan sangat menyulitkan mereka. Untuk memperoleh kembali keleluasaan berziarah ke tanah suci Kristen itu, pada tahun 1095 M, Paus Urbanus II berseru kepada umat Kristen di Eropa supaya melakukan perang SUCI. Perang ini kemudian dikenal dengan nama Perang Salib, yang terjadi dalam tiga periode. </p> <p><strong><i><span style="font-size: 14pt;">1. Periode Pertama</span></i></strong><em><span style="font-size: 14pt;"> </span></em><span style="font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p> <p>Pada musim semi tahun 1095 M; 150.000 orang Eropa, sebagian besar bangsa Perancis dan <st1:place st="on"><st1:city st="on">Norman</st1:City></st1:place>, berangkat menuju Konstantinopel, kemudian ke Palestina. Tentara Salib yang dipimpin oleh Godfrey, Bohemond, dan Raymond ini memperoleh kemenangan besar. Pada tanggal 18 Juni 1097 mereka berhasil menaklukkan Nicea dan tahun 1098 M menguasai Raha (<st1:place st="on"><st1:city st="on">Edessa</st1:City></st1:place>). Di sini mereka mendirikan kerajaan Latin I dengan Baldawin sebagai raja. Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiochea dan mendirikan kerajaan latin II di Timur. Bohemond dilantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil menduduki Bait al-Maqdis (15 Juli 1099 M.) dan mendirikan kerajaan Latin III dengan rajanya, Godfrey. Setelah penaklukan Bait al-Maqdis itu, tentara Salib melanjutkan ekspansinya. Mereka menguasai <st1:city st="on">kota</st1:City> Akka (1104 M.), <st1:city st="on">Tripoli</st1:City> (1109 M.) dan <st1:city st="on">kota</st1:City> <st1:place st="on"><st1:city st="on">Tyre</st1:City></st1:place> (1124 M.). Di Tripoli mereka mendirikan kerajaan Latin IV, Rajanya adalah Raymond. </p> <p><em><b><span style="font-size: 14pt;">2. Periode Kedua </span></b></em><span style="font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p> <p>Imaduddin Zanki, penguasa Moshul dan Irak, berhasil menaklukkan kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa pada tahun 1144 M. Namun ia wafat tahun 1146 M. Tugasnya dilanjutkan oleh puteranya, Numuddin Zanki. Numuddin berhasil merebut kembali Antiochea pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151 M seluruh Edessa dapat direbut kembali. Kejatuhan Edessa ini menyebabkan orang-orang Kristen mengobarkan Perang Salib kedua. Paus Eugenius III menyampaikan perang suci yang disambut positif oleh raja Perancis Louis VII dan raja Jerman Condrad II. Keduanya memimpin pasukan Salib untuk merebut wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi, gerak maju mereka dihambat oleh Numuddin Zanki. Mereka tidak berhasil memasuki Damaskus. Louis VII dan Condrad II sendiri melarikan diri pulang ke negerinya. Numuddin wafat tahun 1174 M. Pimpinan perang kemudian dipegang oleh Shalahuddin al-Ayyubi yang berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah di Mesir tahun 1175 M. Hasil peperangan Shalahuddin yang terbesar adalah merebut kembali Yerussalem pada tahun 1187 M. Dengan demikian kerajaan latin di Yerussalem yang berlangsung selama 88 tahun berakhir. Jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum muslimin sangat memukul perasaan tentara salib. Mereka pun menyusun rencana balasan. Kali ini tentara salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa, raja Jerman, Richard the Lion Hart, raja Inggris, dan Philip Augustus, raja Perancis. Pasukan ini bergerak pada tahun 1189 M. Meskipun mendapat tantangan berat dari Shalahuddin, namun mereka berhasil merebut Akka yang kemudian dijadikan ibu <st1:place st="on"><st1:city st="on">kota</st1:City></st1:place> kerajaan Latin. Akan tetapi mereka tidak berhasil memasuki Palestina. Pada tanggal 2 Nopember 1192 M, dibuat perjanjian antara tentara salib dengan Shalahuddin yang disebut dengan Shulh al-Ramlah. Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa orang-orang Kristen yang pergi berziarah ke Bait al-Maqdis tidak akan diganggu. </p> <p><em><b><span style="font-size: 14pt;">3. Periode Ketiga </span></b></em><span style="font-size: 14pt;"><o:p></o:p></span></p> <p>Tentara Salib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman, Frederick II. Kali ini mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum ke Palestina, dengan harapan dapat bantuan dari orang-orang Kristen Qibthi. Pada tahun 1219 M, mereka berhasil menduduki Dimyat. Raja Mesir dari dinasti Ayyubiyah waktu itu, al- Malik al-Kamil, membuat penjanjian dengan <st1:place st="on"><st1:city st="on">Frederick</st1:City></st1:place>. Isinya antara lain <st1:city st="on">Frederick</st1:City> bersedia melepaskan Dimyat, sementara al- Malik al-Kamil melepaskan Palestina, <st1:city st="on">Frederick</st1:City> menjamin keamanan kaum muslimin di <st1:city st="on">sana</st1:City>, dan <st1:place st="on"><st1:city st="on">Frederick</st1:City></st1:place> tidak mengirim bantuan kepada Kristen di Syria. Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat direbut kembali oleh kaum muslimin tahun 1247 M, di masa pemerintahan al-Malik al-Shalih, penguasa Mesir selanjutnya. Ketika Mesir dikuasai oleh dinasti Mamalik yang menggantikan posisi dinasti Ayyubiyah, pimpinan perang dipegang oleh Baybars dan Qalawun. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum muslimin, tahun 1291 M. Demikianlah Perang Salib yang berkobar di Timur. Perang ini tidak berhenti di Barat, di Spanyol, sampai umat Islam terusir dari <st1:place st="on"><st1:city st="on">sana</st1:City></st1:place>. Walaupun umat Islam berhasil mempertahankan daerah-daerahnya dari tentara Salib, namun kerugian yang mereka derita banyak sekali, karena peperangan itu terjadi di wilayahnya. Kerugian-kerugian ini mengakibatkan kekuatan politik umat Islam menjadi lemah. Dalam kondisi demikian mereka bukan menjadi bersatu, tetapi malah terpecah belah. Banyak dinasti kecil yang memerdekakan diri dari pemerintahan pusat Abbasiyah di Baghdad.</p> <p><span style="font-size: 20pt; font-family: Impact;">4. Periode IV<o:p></o:p></span></p> <p><span style=""> </span>Perang salib periode IV ini sedang dirncang oleh Amerika Serikat yang mengidap <i style="">Islamic Phobia</i> yang sangat dahsyat sehingga selalu memelototi Negara-negara yang umat Islamnya potensial menimbulkan bencana dan ancaman bagi orang-orang Kristen terlaknat. Hanya yang perlu dipahami benar adalah perang salib ini sudah tidak lagi memusat pada perang konvensional, vis a vis, tetapi sudah mengarah pada upaya-upaya sistemik menggerogoti potensi-potensi yang dimiliki umat Islam.</p> <p><span style=""> </span>Isu nuklir dan terror adalah persoalan yang dihembus-hembuskan oleh para penyihir (baca: <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">USA</st1:place></st1:country-region>) sehingga memukau dunia. Secara logika, jika kekuatan umat Islam di bidang dua hal itu mumpuni, maka orang Kristen perlu khawatir, karena tuhan mereka pun tidak mampu menolong dirinya sendiri bagaimana bias menolong orang lain. Di sisi lain, isu nuklir dan terror yang dipublikasikan secara besar-besaran itu dimaksudkan menyebarkn terror juga di kalangan bangsa dunia. </p> <p><span style=""> </span>Yang perlu dicermati adalah bagaimana <st1:country-region st="on"><st1:place st="on">USA</st1:place></st1:country-region> berusaha memukau masyarakat dunia dengan isu-isu yang sebenarnya sudah tidak populis dan menggiring masyakarat dunia kepada kebencian kepada masyarakat Islam. Oleh karena itu,sudah sepantasnyalah umat Islam mengubah pencitraan dirinya kepada pencitraan yang ditampilkan oleh Rasulullah saw. Dan kemajuan teknologi media <st1:city st="on"><st1:place st="on">massa</st1:place></st1:City>. Mungkin, kita harus mewaspadai era George W. Bush segera digantikan oleh Barack Obama.</p> <p><span style=""> <span style="color: rgb(255, 102, 102);"> </span></span><i style=""><span style="font-size: 24pt; font-family: Batang;"><span style="color: rgb(255, 102, 102);">Wait and see!</span><o:p></o:p></span></i></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-27351575073182335602008-08-26T18:31:00.000-07:002008-08-26T18:35:00.393-07:00PUISIKU<span style="font-size:180%;color:#cc66cc;"><em>Salam<br /></em></span><br />kepada para sahabat<br /><br />kepada para sahabat,<br /><br />baik yang ada di luar maupun di dalam hati<br /><br />kelak kita kan tetap bersua<br /><br />entah di mana<br /><br />di atas air jernih yang mengalir<br /><br />atau dalam dekapan panas membakar api menyala<br /><br />– kita perlu istghfar –<br /><br />mungkinkah kita kan masih saling kenal<br /><br />dari aib yang selalu kita kidungkan<br /><br />dari pikiran-pikiran liar yang biarkan<br /><br />ataukah kita tak lagi kenal rupa kita masing-masing<br /><br />sebab selalu saja ada yang tertinggal di dalam mimpi-mimpi kita<br /><br />di tiap tingkap bilah puisi kita: yang berupa kezaliman!<br /><br />para sahabat, baik yang ada di dalam maupun di luar bingkaian mimpi<br /><br />mungkinkah kita kan masih ingat<br /><br />betapa panah, tombak, duri, jelaga, serta nanah<br /><br />selalu kita untai dalam narasi aib<br /><br />akan menjadi pengadil bagi kita?Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1975991481950139256.post-34447749188204923092008-02-14T18:58:00.000-08:002008-02-14T19:33:18.136-08:00AlhamdulillahPuji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberi kemudahan dan kesegeraan kepada hamba-Nya ini sehingga lulus uji sertifikasi tanpa harus melalui jalan berbelit-belit dan mendaki-ndaki. Puji syukur pula, karena saya tidak perlu berpayah-payah mengikuti diklat yang konon enak dan pulangnya 'disangoni'. Sekarang pemilik blog yang guru ini merasa lega karena tidak harus menanggung malu di hadapan santri-santrinya dan teman/shobat-ustaz (asatiz/ah) di PPMI Assalaam, Sukoharjo, karena <span style="color:#ff6600;">gagal mengikuti sertifikasi</span>.<br /><br />Perlu diyakini pula, meskipun lulus uji sertifikasi, kelulusan itu tidak akan mengubah rencana awal menjadi guru, yaitu mencerdaskan anak-anak bangsa dan menyiapkan anak didik: santri PPMI Assalaam menjemput masa depan mereka sendiri dengan cara-cara yang diridhoi Allah swt. tanpa reserve dan dalam kesederhanaan. Soal dampak sertifikasi: <span style="color:#ff99ff;">bertambahnya kesejahteraan</span>: tidak usah terlalu dipikirkan. Diberi ya diterima; jika tidak ya alhamdulillah karena sudah terhindar dari fitnah uang yang dapat menggusur akidah dan dapat menimbulkan musibah. Wah idealis sekali ya (maaf bukan bermaksud takabur lho! Biarlah Allah yang melaknat jika yang ditulis ini tidak sesuai dengan isi hati)<br /><br />Prinsip: Adalah salah satu kebanggaan jika santri yang diajar dan pernah diajar telah berhasil mengenali Tuhan dan agama-nya, menjadi orang, berguna bagi masyarakat, dan bukan 'tukang jual obat'. Adalah satu kebanggaan apabila keberhasilan yang diperoleh santri-santrinya karena nasihat-nasihat sederhana dan mampu diterjemahkan ke dalam bahasa sederhana pula. adalah satu kenikmatan jika di tahun-tahun berikutnya banyak mantan santri yang menyapa dengan penuh kerinduan, menyambung tali silaturahmi, dan menjadi orang yang selalu ingat kepada azab Allah. Sebaliknya, adalah kesia-siaan dan kenistaan jika suara parau yang diteriakkan setiap mengajar, kelelahan yang ditahan, dan kepasrahan yang diperagakan selama ini tidak bisa membentuk jiwa-jiwa yang bertafaquh fiddin. Sjak awal penulis blog ini telah menyepakati untuk bekerja dengan mengajarkan seluruh aspek kehidupan kepada santri akan mau membuka mata, hati, dan nurani sehingga bukanlah kekayaan akan materi yang menjadi tujuan di dunia ini. Ust. Sigit Rahardja, S.Si dengan bijak menyitir Alquranulkarim bahwa tujuan hidup adalah akhirat bukan dunia. Ini adalah salah satu motivasi yang akan disimpan di memori otak ini untuk tetap terus bekerja dengan satu prinsip "Allah swt. mahakaya dan mahaasih"<br /><br />Dengan rendah hati dan dengan memohon perlindungan kepada Illahi Robbi, saya mengucapkan terima kasih kepada:<br />1. Istriku tercinta yang dengan setia menemani dengan nasihat dan kesederhanaan dan dalam semua yang sederhana,<br />2. Ust. Sigit Rahardja, S.Si yang telah bersedia dengan keikhlasan dan tidak merasa lelah menandatangani dokumen yang sangat banyak,<br />3. Asatiz/ah yang membantu penulis dengan doa dan semangat,<br />4 staf TU MA PPMI Assalaam yang telah memberi kemudahan,<br />5 anak-anakku yang telah mau menemani, menyarankan, dan semua kerja yang insya Allah tidak sia-sia,<br />6 dan semua pihak yang telah memberikan fasilitas, memudahkan segala urusan administrasi, dan apa pun yang disumbangkan kepada saya sehingga saya bisa merasakan nikmat dan manisnya lulus uji sertifikasi. Semua amal sholeh Allah-lah yang akan membalas semua itu. Jazakumullah khairan katsiran.<br /><br /><br /><br />NB. untuk santri yang mau kontak person bisa ke blog ini atau +6285642336886<br />dan mohon didoakan untuk selalu dijauhkan dari sombong dan riya.Unknownnoreply@blogger.com0